Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Harga BBM Naik, Pengunjung Pasar Semarang Berkurang 10 Persen, Pedagang Mengeluh Banyak Cabai yang Busuk

Kompas.com - 13/09/2022, 15:44 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Perdagangan Kota Semarang mengeklaim harga cabai dan telur tak terpengaruh dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sugeng Dilianto mengatakan, harga cabai sudah turun.

"Seharusnya tak terpengaruh harga BBM naik," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah dan Daging Ayam Naik, Berikut Harga Sembako Jakarta Hari Ini

Data yang dia terima, harga cabai yang awalnya mencapai Rp 80.000 per kilogram kini turun menjadi Rp 60.000 per kilogram. Harga cabai sudah turun mulai hari ini.

"Hari ini saya juga survei di beberapa pasar. Memang cabai sudah turun," ujarnya.

Sejak harga BBM naik, pihaknya akan lebih giat untuk melakukan operasi pasar. Selain itu, pihaknya juga akan mengawal proses distribusi barang ke pedagang.

"Kita sebisa mungkin menstabilkan harga dengan beberapa upaya," imbuhnya.

Sampai saat ini, untuk stok cabai terbilang cukup karena masa panen cabai tidak musiman. Hal itu membuat distribusi cabai mudah dipantau.

"Stok cabai sampai sekarang cukup," paparnya.

Baca juga: Kenaikan BBM Bikin Harga Cabai di Tegal Tembus 75.000 Per Kg

Meski demikian, dia tak memungkiri jika transaksi jual beli di pasar berkurang 10 persen. Banyak warga yang memilih membeli kebutuhan pokok di lingkungan sekitar.

"Kalau ini salah satu imbas BBM naik," imbuhnya.

Salah satu pedagang Pasar Karangayu Semarang, Yati (58) mengatakan, naiknya harga cabai membuat banyak pembeli yang mengeluh.

Baca juga: Harga Sembako di Sumenep Usai Kenaikan Harga BBM, Cabai Tembus Rp 55.000 Per Kilogram

Tak terhitung pelanggan yang menyampaikan protes terkait naiknya harga cabai. "Padahal naiknya sudah dari petani, tapi kita yang jadi bahan protes," ucapnya.

Hal itu berimbas pada jumlah pembeli yang terus berkurang. Dampaknya, banyak cabai yang membusuk karena pembeli semakin sepi.

"Kalau rugi ya pasti rugi. Jarang pembeli akhirnya banyak yang busuk," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com