Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Santri Gontor Sudah 15 Hari Dikubur, Tim Forensik Sempat Kesulitan Mengotopsi

Kompas.com - 08/09/2022, 13:41 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Tim Forensik dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara M Hasan Palembang sempat mengalami kesulitan saat melakukan otopsi terhadap jenazah AM (17) karena telah mengalami pembusukan.

AM merupakan santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, yang tewas karena dianiaya.

Otopsi yang berlangsung dari pukul 09.00WIB hingga pukul 12.10 WIB itu, dilakukan secara teliti.

Baca juga: Polisi Periksa Dokter dan Pemandi Jenazah Santri Pondok Gontor yang Tewas Diduga Dianiaya

Pemeriksaan itu dilakukan dari ujung kakihingga ujung rambut.

Dokter Forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, AKBP Mansyuri  mengatakan, kondisi jenazah telah mengalami pembusukan karena sudah 15 hari di kubur.

Meski demikian, beberapa sampel yang dicari oleh penyidik untuk mengetahui penyebab korban tewas telah ditemukan.

Hanya saja, Mansyuri belum bisa membebarkan temuan tersebut.

“Kami mengaalami kesulitan karenakondisi jenazah telah membusuk. Tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan hasilnya sudah kita sampaikan ke penyidik,”kata Mansyuri, usai melakukan otopsi di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Soal Dugaan Obstruction of Justice Terkait Kasus Kematian Santri Pondok Gontor, Ini Kata Polisi

Sementara, mengenai penyebab korban tewas, Mansyuri pun masih enggan menyampaikannya kepada publik.

“Nanti akan disampaikan press rilis oleh Polres Ponorogo karena hasilnya tadi sudah kami sampaikan sesuai temuan kami,”ujarnya.

 

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia menjelaskan, seluruh hasil pemeriksaan otopsi itu nantinya akan disampaikan langsung oleh Kapolres.

“Nanti hasil temuan tetap menunggu dari dokter forensik dan akan disampaikan Kapolres Ponorogo,”ujarnya.

Nikolas menyebutkan, penyebab korban tewas sendiri lantaran dianiaya oleh terduga dua orang pelaku yang merupakan senior korban di pondok pesantren Gontor.

“Dugaan kami tindak kekerasan untuk lukanya nanti dijelaskan kapolres. Hasilnya segera mungkin diupayakan maksimal nanti dikordinasikan ke dokter forensik,” jelasnya.

Baca juga: Ma’ruf Amin Minta Kasus Kematian Santri di Gontor Segera Diproses

Tewasnya seorang santri Pondok Pesantren Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan, mencuat ke setelah ibu korban mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Video cerita itu diunggah Hotman ke akun Instagram-nya dan viral di dunia maya.

Ibu korban mengaku awalnya, sang anak disebut meninggal karena sakit. Namun, ketika jenazahnya diperiksa ada luka lebam di sekujur tubuh.

Belakangan pengurus pondok pesantren itu mengakui santri itu tewas setelah dianiaya teman-temannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Mahasiswa Undip Penerima KIPK Undip Mundur, Empat Lainnya Masih Membutuhkan

Satu Mahasiswa Undip Penerima KIPK Undip Mundur, Empat Lainnya Masih Membutuhkan

Regional
Mantan Wabup Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Internet Desa

Mantan Wabup Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Internet Desa

Regional
Diantisipasi, Gangguan Pembangunan 23 Proyek Nasional di Sumsel

Diantisipasi, Gangguan Pembangunan 23 Proyek Nasional di Sumsel

Regional
Seleksi CASN 2024, Pemprov Jateng Dapat Kuota 4.446 Formasi

Seleksi CASN 2024, Pemprov Jateng Dapat Kuota 4.446 Formasi

Regional
Pabrik Bata Tutup, Gerai di Lampung Kurang Stok Jelang 'Back to School'

Pabrik Bata Tutup, Gerai di Lampung Kurang Stok Jelang "Back to School"

Regional
Mantan Sekda Babel Daftar Cagub Via Nasdem, Incar Wagub dari Belitung

Mantan Sekda Babel Daftar Cagub Via Nasdem, Incar Wagub dari Belitung

Regional
Kota Malang Raih Penghargaan PPD Tingkat Nasional Tahun 2024

Kota Malang Raih Penghargaan PPD Tingkat Nasional Tahun 2024

Regional
Pemkot Batam Beri Uang Saku Rp 1 juta untuk Setiap Calon Haji

Pemkot Batam Beri Uang Saku Rp 1 juta untuk Setiap Calon Haji

Regional
Ketua Kadin Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran Penjaringan  Pilkada di PDI-P

Ketua Kadin Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran Penjaringan Pilkada di PDI-P

Regional
Pilkada Kendal, Baru Wakil Bupati yang Daftar Bakal Calon Bupati di PDIP

Pilkada Kendal, Baru Wakil Bupati yang Daftar Bakal Calon Bupati di PDIP

Regional
Pilkada 2024: Istri Mantan Bupati Maluku Tengah Daftar Bacabup di Partai NasDem

Pilkada 2024: Istri Mantan Bupati Maluku Tengah Daftar Bacabup di Partai NasDem

Regional
Habis Nonton Kuda Lumping, Warga di Temanggung Diserang 17 Pelajar, Dikira Anggota Geng Lawan

Habis Nonton Kuda Lumping, Warga di Temanggung Diserang 17 Pelajar, Dikira Anggota Geng Lawan

Regional
Tim Hotman 911 Dampingi Keluarga Warga Aceh yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Tim Hotman 911 Dampingi Keluarga Warga Aceh yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Regional
Kisah Rusdianto 13 Tahun Jadi Relawan Tagana, Tak Hiraukan Gaji Kecil yang Penting Membantu

Kisah Rusdianto 13 Tahun Jadi Relawan Tagana, Tak Hiraukan Gaji Kecil yang Penting Membantu

Regional
Gangster Bersenjata Tajam Serang Warga Cilegon Banten, Dikejar Polisi

Gangster Bersenjata Tajam Serang Warga Cilegon Banten, Dikejar Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com