Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mbok Yem, Pemilik Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu, Nasi Pecelnya Dirindukan Pendaki

Kompas.com - 01/09/2022, 20:20 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Nama Mbok Yem mungkin sudah tidak asing bagi pendaki Gunung Lawu. Perempuan bernama lengkap Wakiyem itu bahkan mendapat julukan "Legenda Gunung Lawu".

Siapakah Mbok Yem?

Mbok Yem merupakan pemilik warung legendaris di Gunung Lawu. 

Warung tersebut berada di ketinggian 3.150 mdpl atau hanya berselisih 115 mdpl dari puncak gunung.

Warung itu dibangun sejak tahun 1980-an.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Mbok Yem mengaku tidak sendirian ketika berjualan. Ia dibantu kerabatnya.

Lalu, bagaimana Mbok Yem belanja kebutuhan untuk warungnya? Ternyata, Mbok Yem dibantu oleh orang lain.

"Untuk stok dagangan, saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ujarnya.

Di warung itu jualah Mbok Yem tinggal. Wanita yang sudah menginjak usia kepala enam ini hanya turun gunung sewaktu Lebaran.

"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu Lebaran," ucapnya.

Menurut Mbok Yem, momen 17 Agustus dan bulan Suro menjadi waktu Gunung Lawu dipadati pendaki. Saat itulah warungnya kebanjiran pembeli.

Baca juga: Warung Mbok Yem, Warung Tertinggi di Indonesia yang Legendaris

Momen Mbok Yem ditandu

Video Mbok Yem turun Gunung Lawu ditandu viral di media sosial. Mbok Yem turun gunung untuk merayakan lebaran bersama keluarganya di Desa Gonggang Kabupaten Magetan.KOMPAS.COM/Dok. Akun IG @magetanbanget Video Mbok Yem turun Gunung Lawu ditandu viral di media sosial. Mbok Yem turun gunung untuk merayakan lebaran bersama keluarganya di Desa Gonggang Kabupaten Magetan.

Di usianya yang kini telah lanjut, Mbok Yem harus menggunakan alat bantu untuk naik dan turun gunung. Biasanya, dia menggunakan tandu.

“Sudah tua ya sekarang ditandu. Sudah tidak kuat seperti muda dulu. Dulu naik turun gunung menggendong barang,” ungkapnya, dilansir dari pemberitaan Kompas.com.

Video detik-detik Mbok Yem ditandu sempat viral di media sosial. Ini terjadi saat Idul Fitri 2022 lalu.

Keponakan Mbok Yem, Saiful Gimbal, menerangkan, Mbok Yem selalu turun gunung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga besarnya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

"Anak Mbok Yem itu lima. Setiap tahun pasti turun gunung untuk Lebaran. Tahun kemarin habis shalat Id langsung Lebaran ke rumah anaknya yang kedua di Solo," tuturnya.

Sebelum menaiki tandu, Mbok Yem terlebih dulu digendong oleh anaknya bila sudah tidak kuat mendaki.

“Biasanya kalau sudah di atas pos 2 dari Pos Cemoro Sewu, Mbok Yem akan digendong atau dituntun untuk naik,” terang Saiful.

Baca juga: Viral Video Mbok Yem Ditandu Turun dari Gunung Lawu untuk Rayakan Lebaran

Mbok Yem senang bisa menolong pendaki

JAWATIMUR 20220430 Akan Tetap Jualan di Puncak Gunung Lawu, Naik Tandu Akan Jadi Kegiatan Rutin Mbok Yem Naik Turun Gunung Lawu.KOMPAS.COM/SUKOCO JAWATIMUR 20220430 Akan Tetap Jualan di Puncak Gunung Lawu, Naik Tandu Akan Jadi Kegiatan Rutin Mbok Yem Naik Turun Gunung Lawu.

Bagi Mbok Yem, alasan terpentingnya masih berjualan di Gunung Lawu adalah untuk menolong sesama.

"Saya senang bisa menolong orang yang membutuhkan di sana. Mereka tidak perlu repot dan khawatir soal makan dan minum saat berada di Puncak Lawu,” jelasnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Walau sempat diminta anak dan cucunya untuk beristirahat di rumah, ia mengaku bakal tetap berjualan di Gunung Lawu.

Pasalnya, selain dapat membantu pendaki, Mbok Yem mengaku bisa menemukan kedamaian di Gunung Lawu.

“Pokoknya di sana itu ingatan kita hanya kepada Yang Maha Kuasa saja. Saya tidak mikir yang lain,” tuturnya.

Baca juga: Alasan Mulia Mbok Yem Tetap Akan Jualan di Puncak Gunung Lawu meski Harus Ditandu

Pecel Mbok Yem dirindukan pendaki

Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Warung ini berada di Hargo Dalem dengan ketinggian 3.150 mdpl.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur. Warung ini berada di Hargo Dalem dengan ketinggian 3.150 mdpl.

Meski tampak sederhana, tetapi warung Mbok Yem menyimpan kenangan bagi orang-orang yang pernah mendaki Gunung Lawu. Salah satu menu yang dirindukan adalah nasi pecel.

Empat kali mendaki Gunung Lawu, Danang Yuniantoro mengaku kangen dengan nasi pecel Mbok Yem.

"Kangen. Kalau ke Lawu belum makan nasi pecelnya Mbok Yem, rasanya ada yang kurang," beber pria yang tinggal di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), kepada Kompas.com, Kamis (1/9/2022).

Serupa dengan Danang, Tri Arini Purwaningrum juga punya kenangan di warung Mbok Yem. Perempuan yang berdomisili di Kota Solo, Jateng, ini bahkan pernah menginap di warung tersebut.

"Rindu nasi pecel Mbok Yem so much. Juga rindu hawa di Gunung Lawu," ujar Arini yang sudah enam kali menginjakkan kaki di Lawu.

Andri Prihatmono, warga Kabupaten Wonogiri, Jateng, juga mengaku kangen dengan suasana warung Mbok Yem.

"Pecel telur ceplok. Nasinya dingin, telurnya panas, sambel pecelnya nyos (pedas), plus teh panas. Tempenya juga gede-gede," ucap pria yang pernah lima kali ke Lawu ini.

Berbeda dari lainnya, Listiyo Budi Santoso mengaku lebih menyenangi pisang goreng di warung Mbok Yem.

"Pisang goreng hangat lebih cocok sama cuacanya. Kalau pecel, enggak masuk (sesuai). Mending mi rebus atau nasi goreng," ungkap pria yang tinggal di Kabupaten Sragen, Jateng, ini.

Baca juga: Ini Alasan Mbok Yem Ditandu Naik ke Gunung Lawu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

Regional
Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Regional
Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Regional
Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Regional
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Regional
Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Regional
Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Regional
Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Regional
Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Regional
3 Atlet Taekwondo Nunukan Raih Medali Emas di Kunming International Open Taekwondo Championship 2024

3 Atlet Taekwondo Nunukan Raih Medali Emas di Kunming International Open Taekwondo Championship 2024

Regional
Langgar Aturan Partai, 3 Caleg PDI-P di Salatiga Ditarik Pencalonannya

Langgar Aturan Partai, 3 Caleg PDI-P di Salatiga Ditarik Pencalonannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com