Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Bayi Tanpa Kepala di Inhil: Kami Minta Keadilan, Kami Minta Dinkes Bertindak

Kompas.com - 01/09/2022, 15:40 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Putri Aulia Amran, ayah dari MS yang ditetapkan tersangka atas pembuangan bayi meminta pihak pengelola Rusun Jatinegara Barat untuk tidak mengeluarkan keluarganya dari rusun tersebut.

Warga Jalan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan ini mengatakan, sewaktu istrinya pecah air ketuban, ia langsung bergegas memanggil mobil ambulans Puskesmas Gajah Mada.

Saat tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), istrinya diperiksa bidan. Waktu itu, sudah sedikit keluar pinggang si bayi.

"Setelah melihat kondisinya seperti itu, bidan langsung melakukan proses persalinan," sebut Khaidir.

Ia melanjutkan, pertama kali kaki bayi yang dikeluarkan. Setelah itu, keluar tangan.

Namun, ketika kepala bayi masih di dalam sulit dikeluarkan.

"Bidan terus mencoba menarik beberapa kali. Bahkan, ada bidan lainnya harus naik ke atas tempat persalinan. Saat itu saya menyaksikan langsung, badan anak saya terpisah dari kepala. Jadi kepala anak saya masih tertinggal di dalam (rahim). Kepala bayi saya putus," kata Khaidir.

Setelah itu, istrinya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Inhil, untuk mengeluarkan kepala bayi yang masih tertinggal di dalam rahim.

Petugas medis mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi.

Namun, kepala bayi keluar setelah sang ibu mengejan sekuat tenaga.

Baca juga: Cara Kemenkes Cegah Kecacatan, Bayi Baru Lahir Bakal Diambil Sampel Darah

"Setelah istri saya tahu bahwa yang tertinggal itu kepala (bayi), dia mencoba dengan sekuat tenaga (mengejan), dan akhirnya keluarlah (kepala bayi) tanpa harus operasi sesar," sebut Khaidir berlinang air mata.

Melihat kepala bayi yang keluar, dokter di UGD RSUD Puri Husada Tembilahan seperti kaget dan langsung terduduk di kursi mengetahui yang tertinggal itu adalah kepala bayi.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las di sebuah bengkel ini mengaku syok dengan kejadian yang menimpanya.

Khaidir berharap ada keadilan dengan kejadian ini.

"Saya bingung kenapa istri saya tidak dioperasi jika (posisi bayi) tidak normal, dan membahayakan. Tapi, saya masih bersyukur istri saya masih diberikan keselamatan dan sudah keluar dari rumah sakit pagi tadi," ujar Khaidir.

Ia mengaku geram melihat bidan puskesmas yang tidak ada upaya untuk menyatukan kepala dengan badan mayat bayi tersebut.

Khaidir mengaku membawa mayat bayinya pulang dalam keadaan terpisah antara kepala dan badan. Sehingga dimakamkan kepala dan badannya tidak tersambung.

"Tidak ada niat bidan untuk menjahit menyatukan kepala dengan badan anak saya. Siapa yang tidak sedih menyaksikan anaknya seperti itu," ucap Khaidir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com