Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Batik Dermayon Asal Indramayu, Motif Khas Pesisir Laut dan Sejarahnya

Kompas.com - 01/09/2022, 09:43 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kain batik dermayon di Indramayu, Jawa Barat, menjadi warisan leluhur yang masih terjaga hingga saat ini.

Dikutip dari situs kemdikbud.go.id, batik dermayon dikenal memiliki banyak motif unik dan menarik khas pesisir laut.

Selain itu, penggarapannya juga sebagian besar masih tradisional, yaitu dengan menggunakan canting.

Seiring berjalannya waktu, para perajin setempat mulai menggunakan teknik batik cap.  

Baca juga: 7 Motif Batik Khas Indonesia dan Maknanya

Motif batik 

Dikutip dari artikel Kompas.com pada 26 Maret 2021, yang melansir dari situs BatikTulis, batik dermayon memiliki khas motif berupa gambar flora dan fauna di pesisir laut.

Motif tersebut dikombinasikan dengan banyak lengkungan dan gari-garis lancip (riritan).

Untuk warna biasanya menggunakan kombinasi dasar putih dan gelap serta banyak titik-titik (cecek) yang simetris dengan teknik cocolan jarum.

Lalu, kombinasi itu divariasi dengan bentuk isen-isen (sawut) yang relatif pendek dan kaku. Motif Batik Dermayon atau Batik Paoman juga mendapat pengaruh dari Tiongkok.

Sejarah

Pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan sudah dimulai pada masa kerajaan Demak (tahun 1527) karena banyak perajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu.

Oleh karena itu, ada kemiripan antara Batik Dermayon dan motif Lasem yang didalamnya sudah dipengaruhi oleh motif Tiongkok.

Namun demikian, batik dari Jawa Tengah ini masuk ke Indramayu melalui perantara pedagang-pedagang yang hilir mudik antara Jepara dan Banten.

Awal mulanya, batik ini dibuat karena para istri nelayan hendak mencari tambahan penghasilan selain mengandalkan suami dari hasil melaut, yang sangat bergantung dengan hasil tangkapan dan cuaca.

Selain faktor ekonomi itu, para perajin batik berkarya sebagai bentuk ekspresi terhadap keindahan alam di sekitarnya, (Tim Dekranasda Indramayu: 2007).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com