Salin Artikel

Mengenal Batik Dermayon Asal Indramayu, Motif Khas Pesisir Laut dan Sejarahnya

KOMPAS.com - Kain batik dermayon di Indramayu, Jawa Barat, menjadi warisan leluhur yang masih terjaga hingga saat ini.

Dikutip dari situs kemdikbud.go.id, batik dermayon dikenal memiliki banyak motif unik dan menarik khas pesisir laut.

Selain itu, penggarapannya juga sebagian besar masih tradisional, yaitu dengan menggunakan canting.

Seiring berjalannya waktu, para perajin setempat mulai menggunakan teknik batik cap.  

Motif batik 

Dikutip dari artikel Kompas.com pada 26 Maret 2021, yang melansir dari situs BatikTulis, batik dermayon memiliki khas motif berupa gambar flora dan fauna di pesisir laut.

Motif tersebut dikombinasikan dengan banyak lengkungan dan gari-garis lancip (riritan).

Untuk warna biasanya menggunakan kombinasi dasar putih dan gelap serta banyak titik-titik (cecek) yang simetris dengan teknik cocolan jarum.

Lalu, kombinasi itu divariasi dengan bentuk isen-isen (sawut) yang relatif pendek dan kaku. Motif Batik Dermayon atau Batik Paoman juga mendapat pengaruh dari Tiongkok.

Sejarah

Pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan sudah dimulai pada masa kerajaan Demak (tahun 1527) karena banyak perajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu.

Oleh karena itu, ada kemiripan antara Batik Dermayon dan motif Lasem yang didalamnya sudah dipengaruhi oleh motif Tiongkok.

Namun demikian, batik dari Jawa Tengah ini masuk ke Indramayu melalui perantara pedagang-pedagang yang hilir mudik antara Jepara dan Banten.

Awal mulanya, batik ini dibuat karena para istri nelayan hendak mencari tambahan penghasilan selain mengandalkan suami dari hasil melaut, yang sangat bergantung dengan hasil tangkapan dan cuaca.

Selain faktor ekonomi itu, para perajin batik berkarya sebagai bentuk ekspresi terhadap keindahan alam di sekitarnya, (Tim Dekranasda Indramayu: 2007).

https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/094327278/mengenal-batik-dermayon-asal-indramayu-motif-khas-pesisir-laut-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke