KOMPAS.com - Perayaan HUT Kemerdekaan RI identik dengan berbagai perlombaan.
Biasanya, masyarakat di berbagai daerah mulai menyelenggarakan perlombaan setelah pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus.
Salah satu lomba HUT Kemerdekaan yang paling populer di masyarakat adalah lomba balap karung.
Balap karung merupakan permainan yang mengadu kecepatan gerak para pemainnya dengan menggunakan karung.
Sesuai namanya, lomba balap karung wajib menggunakan karung goni yang akan dipakai oleh masing-masing peserta lomba.
Baca juga: Warga Negara Tetangga Ikut Nonton Lomba Sampan Layar di Batam, Meriahkan HUT RI ke-77
Di balik keseruan balap karung, rupanya perlombaan ini memiliki sejarah panjang.
Bahkan, lomba balap karung sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda.
Dilansir dari Kompas.tv, Sabtu (13/08/2022), berikut adalah fakta-fakta menarik seputar lomba balap karung.
Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, istilah "balap karung" pertama kali dikenal di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sebenarnya, tidak ada catatan yang menjelaskan asal mula permainan balap karung.
Namun, balap karung diyakini dimainkan di Jakarta, khususnya masyarakat Betawi, sejak masa penjajahan Belanda.
Mulanya, balap karung dimainkan oleh anak-anak berusia 6-12 tahun saat perayaan di sekolah-sekolah Belanda.
Namun, orang-orang dewasa mulai ikut memainkan permainan ini di acara-acara perayaan, khususnya di hari-hari besar Kota Jakarta.
Balap karung memiliki aturan permainan yang sederhana, tetapi cukup sulit.
Setiap peserta balap karung memasukkan kakinya ke dalam karung goni.
Kemudian, wasit akan memberikan aba-aba dan para peserta mulai berlomba untuk mencapai garis finis paling cepat sambil berlari atau loncat di dalam karung.
Baca juga: Lomba Foto Jalan Rusak di Sragen Jadi Viral, Panitia: Ada yang 10 Tahun Tak Diperbaiki
Biasanya, balap karung dimainkan di area yang luas agar para peserta bisa leluasa bergerak dan tidak bertabrakan.
Seiring perkembangan zaman, lomba balap karung dikreasikan dengan tujuan menambah keseruan perlombaan.
Salah satunya, peserta lomba balap karung wajib mengenakan helm.
Selain bentuk kreasi, helm ini berfungsi untuk melindungi kepala peserta jika terjatuh saat lomba.
Lomba balap karung mengajarkan pentingnya kerja keras, kerja sama, dan sportivitas bagi setiap pesertanya.
Baca juga: Sambut HUT RI, Wisata Kuliner 100 Pelaku Usaha dan Mama Papua Digelar di Manokwari
Nilai kerja keras tecermin dari semangat para peserta untuk mencapai garis finish secepat mungkin.
Nilai kerja sama merupakan refleksi dari kekompakan para pemain saat bermain.
Sementara nilai sportivitas tercermin dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat bermain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.