MATARAM, KOMPAS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan peringatan bencana kekeringan pada puncak kemarau di sejumlah titik kabupaten dan kota di Provinsi NTB.
Menurut BMKG, peringatan kekeringan meteorologis pada level siaga tercatat di sejumlah daerah.
Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sambelia, Montong Gading, Masbagik, Jerowaru dan Sakra Barat.
Sedangkan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Kecamatan Janapria.
Baca juga: Pemerintah Gagalkan Pemberangkatan 42 CPMI Ilegal asal NTB Tujuan Timur Tengah
Kabupaten Lombok Utara yaitu di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Buer, Moyo Hilir, Lape, Moyo Hulu, Plampang,Lape, Moyo Utara, Moyo Hilir, Unter Iwes, Empang, dan Labangka.
Kabupaten Sumbawa Barat di Kecamatan Taliwang, Jereweh, Maluk dan Sekongkang.
Baca juga: Minta Pemkab Sumbawa Beli Lahan Sirkuit MXGP Samota, Gubernur NTB: Saya Sudah Bilang Bupati
Kabupaten Dompu yaitu di Kecamatan Dompu, Kempo, Manggalewa, Pajo, dan Kilo.
Kabupaten Bima di Sape, Lambu, Belo, Bolo, Lambitu, Madapangga Monta, Palibelo, Soromandi, Wawo. Kabupaten Kota Bima yaitu Kecamatan Raba Dan Rasanae Timur.
Beberapa daerah juga masuk dalam level waspada kekeringan.
Yakni Kecamatan Aikmel di Lombok Timur. Lalu Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung di Lombok Utara.
Kecamatan Alas dan Utan di Kabupaten Sumbawa
Kemudian Kecamatan Poto Tano dan Seteluk di Sumbawa Barat.
Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Donggo, Langgudu dan Sanggar.
Selain itu terdapat level Awas di Kabupaten Sumbawa yaitu Kecamatan Labuhan Badas dan Kabupaten Bima yaitu Kecamatan Woha.
BMKG mencatat, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah (<20 mm/das).
Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 17 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2022 di wilayah NTB bervariasi dari Atas Normal (AN) hingga Bawah Normal (BN).
Baca juga: Guru Honorer di Lombok Tengah Edarkan Narkoba, Mengaku Tergiur Upah Rp 300.000
Sementara pantauan Hari Tanpa Hujan Berturut - turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori Panjang kisaran 21 – 30 hari hingga Sangat Panjang 31 – 60 hari.
Namun di beberapa wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori Ekstrem (>60 hari).
HTH dengan kategori ekstrem terpantau terjadi di Kabupaten Bima yaitu wilayah Woha sepanjang 74 hari, Kabupaten Lombok Timur yaitu wilayah Perigi sepanjang 68 Hari, dan Kabupaten Sumbawa yaitu wilayah Labuhan Badas sepanjang 62 Hari.
"Memasuki periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat menganggu aktivitas sehari-hari," ungkap kata Forecaster on duty BMKG Klimatologi NTB Yuhanna Maurits dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022)
Baca juga: Rumah di Bima Ludes Terbakar, Api Berasal dari Ledakan Televisi
Yuhanna juga mengimbau warga membuat penampungan air, untuk mengatasi krisis air.
"Mengimbau untuk dapat mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan dengan membuat tampungan air terutama pada wilayah yang rentan," kata Yuhanna.
Kendati demikian, warga juga dihimbau untuk mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.