Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun lahir pada tanggal 12 April 1912 di Yogyakarta
Peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam masa perjuangan ditunjukkan dalam dukungan finansial.
Indonesia yang baru lahir sebagai negara baru, 17 Agustus 1945, banyak menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial yang kembali datang.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengundang tokoh bangsa pindah ke Yogyakarta. Wilayah ini siap menjadi ibu kota negara Republik Indonesia yang baru.
Saat pemerintahan Republik Indonesia berada di Yogyakata, semua pendanaan diambil dari kas keraton.
Pendanaan tersebut meliputi gaji presiden dan wakil presiden, staff, operasional TNI, hingga biaya perjalanan serta akomodasi ke luar negeri.
Di awal pemerintahan orde baru, Sri Sultan Hamengkubuwono IX keliling ke sejumlah negara untuk menyakinkan Internasional bahwa Indonesia masih ada.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada tanggal 2 Oktober 1988, ketika tengah berkunjung ke Amerika.
Baca juga: Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Penetapan Sri Sulatan Hamengkubuwono IX sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 053/TK/Tahun 1990, pada tanggal 30 Juli 1990.
Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat lahir pada tanggal 21 April 1879 di Desa Mlati, Yogyakarta.
Peran perjuangan tokoh yang mendapatkan gelar dokter dari Belanda ini sangat menonjol menjelang kemerdekaan Indonesia.
Khususnya, saat Indonesia sedang merumuskan dasar negara, yaitu Pancasila.
Dr KRT Radjiman Wediodiningrat meninggal pada tanggal 20 September 1952 di Dirgo, Widodaren, Ngawi, Jawa Timur.
Nama Dr KRT Radjiman Wediodiningrat dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2013 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
RM Surjopranoto lahir pada tanggal 11 Januari 1871, di lingkungan keraton Pakualaman, Yogyakarta.
Surjopranoto merupakan pahlawan nasional yang mendapatkan julukan Raja Mogok.
Julukan itu karena, ia memimpin para buruh untuk melancarkan mogok kerja guna memprotes kolonial Belanda.
Baca juga: Raden Mas Surjopranoto: Latar Belakang, Pendidikan, dan Gerakan
Sosok Surjopranoto juga membentuk beberapa organisasi buruh dan aktif dalam Serikat Islam.
RM Surjopranoto meninggal pada tanggal 15 Oktober 1959.
Surjopranoto ditetapkan sebagai pahlawan nasional ketiga di Indonesia pada tanggal 30 November 1959.