"Korban dan keluarganya itu domilisi baru di sini, baru pindah dari Yogyakarta sejak sebulan lalu. Ibunya orang sini. Ayahnya berasal Malang. Tahun ajaran baru ini korban baru masuk sekolah," ungkap Agung, ditemui di rumahnya, Jumat (5/8/2022).
Selama di Yogyakarta, ayah korban berjualan bakso keliling. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan.
Bahkan ayah korban baru seminggu berjualan bakso keliling di sekitar Kecamatan Grabag.
Selama ini, warga sekitar mengenal korban sebagai anak yang baik dan cenderung pendiam. Karena baru pindah, korban belum banyak bergaul dengan teman sebayanya di kampung tersbut.
Baca juga: Siswa SMP di Magelang Ditemukan Tewas, Sebelumnya Dijemput Teman untuk Kerja Kelompok
"Anaknya menengan (pendiam). Maksudnya enggak rame seperti teman-temannya. Kalem. Ya anak manis lah," imbuh Agung.
Menurutnya baik keluarga atau masyarakat sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Mereka pun meminta pihak wenang untuk memproses hukum pelaku seadil-adilnya.
Menurutnya warga sekitar sempat mengetahui pelaku saat menjemput korban.
"Pukul 16.30-17.00 pelaku ke sini (rumah korban). Alasannya mau mengerjakan tugas. Ya sudah (korban) diajak pergi. Waktu jemput korban itu nembung (minta izin) ibunya kok. Dia datang mengaku namanya bukan lagi nama asli. ‘Saya Rudin rumahnya (Dusun) Manggung’," terang Agung.
Ia mengatakan beberapa warga yang mengenali terduga pelaku, langsung mengamankan rekan korban yang menjemput di rumah.
Baca juga: Hilang Berbulan-bulan, Siswi SMP di Pati Ditemukan Kritis dan Hamil di Rumah Kosong
"Sebelum korban ditemukan, atau saat dinyatakan hilang, warga dan polisi sudah mengamankan terduga pelaku. Dia teman sekolah korban. Postur tubuh korban lebih besar dari terdua pelaku," papar Agung.
Ia juga mengatakan terduga pelaku telah mengakui menganiaya korban hingga tewas karena urusan ponsel.
"Terduga pelaku ini sudah mengakui perbuatannya. Dia juga ngaku kalau sudah sering nyolong handphone dan uang. Meskipun sebelumnya dia ganti-ganti (berbelit) menjawab pertanyaan polisi," imbuh Agung.
Kapolres Magelang mengatakan terduga mengaku perbuatannya menganiaya korban hingga tewas di kebun kopi.
Sebelum kejadian, terduga pelaku menjemput korban dengan alasan ingin minta maaf karena sudah mencuri ponsel.
Terduga pelaku kemudian mengajak korban ke sebuah tempat. Saat menjemput korban, terduga pelaku pamit hendak belajar kelompok bersama teman-temannya.