KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2022, Kecamatan Buahbatu menjadi wilayah dengan kasus demam berdarah (DBD) paling tinggi di Kota Bandung, Jawa Barat.
Biasanya, kasus DBD banyak ditemukan di wilayah padat penduduk.
Selain itu, menurut Pelaksana tugas (Plt) Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Intan Annisa Fatmawaty, kegiatan pemberantasan sarang nyamuknya (PSN) yang belum berjalan maksimal juga bisa menjadi faktor tingginya kasus DBD di suatu wilayah.
Adapun kegiatan yang termasuk PSN adalah menguras, menutup, dan memanfaatkan barang daur ulang.
G1R1J (gerakan satu rumah, satu jumantik) juga diharapkan dapat terlaksana sehingga setiap rumah ada anggota yang bertugas menjadi pemantau jentik.
Baca juga: Kasus DBD di Asmat Meningkat, Bahan Fogging Terbatas
Lalu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tentunya harus selalu digalakkan.
Untuk terus memberantas DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung rutin melakukan edukasi pada masyarakat melalui puskesmas.
Para petugas puskesmas terus memberikan sosialisasi untuk masyarakat agar melakukan kegiatan PSN sehingga kesehatan lingkungannya terjaga.
"Baiknya juga tiap kecamatan punya kader jemantik, sehingga nanti dia keliling ke lingkungan penduduk untuk membantu petugas puskesmas melakukan pemeriksaan jentik nyamuk," kata dr. Intan, dikutip dari laman Humas Kota Bandung.
Baca juga: Berstatus KLB, 769 Orang di Pematangsiantar Terjangkit DBD, 7 Pasien Meninggal
Biasanya, masyarakat akan langsung mengajukan fogging jika ditemukan kasus DBD di wilayahnya.
Namun, perlu diketahui bahwa fogging hanya efektif jika dilakukan pada lokasi dengan jumlah kasus lebih dari satu orang yang terkena DBD.
"Lalu, kalau angka jentik dari rumah-rumah yang diperiksa ternyata lebih dari 5 persen mengandung jentik, maka itu menjadi target dari pelaksanaan fogging dari puskesmas," jelas dr. Intan.
dr. Intan mengingatkan masyarakat agar fogging tidak terlalu sering dilakukan dan sebaiknya berjarak seminggu lebih.
Pasalnya, fogging mengandung zat kimia yang dapat berbahaya jika terlalu sering dihirup.
Baca juga: 1.175 Warga Tasikmalaya Terjangkit DBD, 21 Meninggal, Tertinggi Ke-9 di Jabar
Oleh sebab itu, dr. Intan menegaskan, cara memberantas DBD paling efektif yang sebenarnya bukanlah fogging, melainkan penerapan PHBS dan PSN.
Contoh PHBS dan PSN di antaranya adalah tidak menggantung pakaian setelah dipakai karena bisa menjadi sarang nyamuk.
Kemudian, harus rutin melakukan PSN dengan kegiatan 3M plus, seperti memeriksa tempat penampungan air di rumah masing-masing.
"Terutama di tatakan pot dan dispenser. Kalau kelihatan ada jentik, segera dibersihkan dan ditutup rapat," imbaunya.
"Jika ada tempat penampungan air yang sulit untuk dikuras, silakan beri abate. Yang terpenting adalah mencegah lebih baik daripada mengobati," imbuh dr. Intan.
Baca juga: 743 Orang di Karawang Terjangkit DBD Selama 2022, 8 Pasien Meninggal
Berdasarkan data yang dihimpun Dinkes Kota Bandung sepanjang Januari-Juli 2022, terdapat 3.572 kasus DBD di Kota Bandung. Adapun 7 kasus di antaranya berujung pada kematian.
Rata-rata kasus kematian ini menyerang anak berusia 1-9 tahun. Menurut dr. Intan, saat ini, tren kasus DBD semakin menurun dibandingkan bulan Januari.
"Data yang kita lihat di Januari ini cukup tinggi. Biasanya kasus DBD muncul musim penghujan atau pancaroba, makanya meningkat di akhir tahun sampai awal tahun," ujar dr. Intan.
Sementara itu, selama tahun 2021, kasus DBD di Kota Bandung berjumlah 3.743 kasus.
Angka tersebut mencatat Kota Bandung sebagai wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Jawa Barat pada tahun 2021.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.