CIANJUR, KOMPAS.com – Sekolah dasar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini menerapkan aturan tak biasa bagi siswanya.
Setiap siswa SDN Sukatani, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Cianjur, ini wajib membawa sampah dari rumah.
Guru akan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang rajin dan banyak membawa sampah dapur seperti sisa potongan sayur dan kulit buah.
Limbah organik ini selanjutnya disetorkan ke bank sampah sekolah untuk diolah menjadi ekoenzim.
Baca juga: Mayat dalam Karung Ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah Pinggir Jalan
Ekoenzim merupakan larutan atau cairan hasil fermentasi dari limbah organik, seperti limbah sayuran dan buah dengan gula merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme.
“Program ini sudah berjalan sejak awal tahun ini, dan hasilnya telah dimanfaatkan di lingkungan sekolah,” kata Kepala SDN Sukatani, Nurhayati kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).
Disebutkan, praktek mendaur ulang sampah ini merupakan kegiatan lintas mata pelajaran karena mengandung aspek sains, teknologi, engineering, dan matematika.
“Termasuk bahasa Indonesia, karena siswa harus melaporkan hasil dari percobaan mereka,“ ujar dia.
Proses Pengolahan
Nurhayati mengemukakan, seluruh proses pengerjaannya melibatkan siswa.
Di luar kegiatan belajar di kelas, siswa mengolah sampah yang mereka bawa dari rumah untuk dijadikan ekoenzim.
“Prosesnya, sisa sayuran dan kulit buah dipotong tipis-tipis untuk difermentasi menggunakan molase dan air di dalam wadah plastik,“ kata Nurhayati.
Baca juga: Mobil dan Gudang Terbakar, Api Diduga Berasal dari Sampah yang Dibakar Pemilik
Agar hasilnya maksimal, maka fermentasi harus dilakukan selama tiga bulan.
Proses fermentasi yang berhasil akan menghasilkan larutan yang bisa dipakai sebagai cairan pembersih dan disinfektan.
"Sedangkan ampas sisa saringannya bisa dijadikan kompos untuk pupuk tanaman," ujar dia.