KOMPAS.com - Kirab Malam 1 Suro adalah tradisi memperingati hari pertama dalam kalender Jawa yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah.
Pada malam 1 Suro, masyarakat Jawa akan melakukan berbagai ritual termasuk juga di dalam lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta.
Baca juga: Keraton Solo Pastikan Arak Kebo Bule dalam Kirab Malam 1 Suro
Tradisi kirab malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta ini sudah dilakukan selama ratusan tahun secara turun temurun.
Baca juga: Tapa Bisu, Tradisi Lampah Keliling Beteng di Keheningan Malam 1 Suro
Pada tradisi kirab malam 1 Suro ini semua orang akan berpartisipasi, mulai dari raja dan keluarganya, kerabat raja, abdi dalem, hingga masyarakat umum.
Baca juga: Kapan 1 Suro 2022? Ternyata Ini Bedanya dengan Tanggal 1 Muharram
Tak hanya masyarakat, namun kerbau atau kebo bule yang merupakan keturunan Kebo Kyai Slamet juga akan turut serta dalam kirab ini.
Kebo bule menjadi salah satu hewan yang dilibatkan dalam rangkaian tradisi memperingati malam 1 Suro yang sakral di Keraton Kasunanan Surakarta.
Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Kebo bule di Keraton Kasunanan Surakarta memang dianggap bukan seperti kerbau biasa pada umumnya.
Konon kebo bule ini diberikan kepada Sri Susuhunan Pakubuwono II bersama dengan sebuah pusaka bernama Kyai Slamet.
Dikutip dari Kompas.com (21/02/2021), dalam versi lain, kebo bule ini erat kaitannya dengan penentuan lokasi Keraton Kasunanan Surakarta.
Hal ini terjadi saat Pakubuwono II mengungsi ke Ponorogo sewaktu terjadinya Geger Pacinan di tahun 1742.
Dalam semedinya, Pakubuwono II harus mencari kerbau berwarna putih untuk mendampingi pusaka Kyai Slamet.
Ketika akan menentukan lokasi baru Keraton Surakarta setelah sebelumnya luluh lantak karena Geger Pacinan, kerbau bule ini pun dilepas.
Para abdi dalem berjalan mengikuti kebo bule ini hingga akhirnya berhenti dan di sanalah didirikan Keraton Surakarta.
Inilah beberapa cerita asal-usul yang menjadi alasan kebo bule ini diberi nama Kebo Kyai Slamet.
Adapun Kebo bule yang dirawat di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta saat ini adalah keturunan Kebo Kyai Slamet pada ratusan tahun lalu.
Pada saat kirab malam 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta, semua peserta makna mengenakan pakaian warna hitam.
Bagi anggota keraton laki-laki akan mengenakan pakaian adat Jawa berwarna hitam atau yang dikenal dengan busana Jawi jangkep.
Sementara anggota keraton wanita akan mengenakan kebaya berwarna hitam.
Barisan kebo bule akan berjalan terlebih dahulu dan berada di paling depan beserta pawangnya.
Di belakangnya adalah barisan para abdi dalem bersama putra-putri Sinuhun dan juga Pembesar Keraton yang membawa sepuluh pusaka Keraton.
Selama prosesi kirab berlangsung, peserta kirab tidak boleh mengucapkan satu patah kata pun.
Kondisi berjalan dalam keheningan hal tersebut memiliki makna perenungan diri terhadap apa yang sudah dilakukan selama setahun kebelakang.
Hal unik lainnya adalah kepercayaan masyarakat yang mengikuti kirab tersebut untuk mengambil kotoran kebo bule.
Bagi sebagian masyarakat yang mengikuti kirab tersebut, hal ini dipercaya akan membawa keberkahan dan juga kemakmuran, atau dalam istilah setempat disebut “ngalap berkah”.
Sumber:
pariwisatasolo.surakarta.go.id
regional.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.