SEMARANG, KOMPAS.com - Banyak yang berpandangan jika sampah plastik tak berguna. Hal itu membuat sampah plastik dibuang percuma dan membuat tempat buangan terlihat kumuh.
Sarimin atau yang akrab dipanggil Mbah Min membuat pemikiran tentang sampah tak berguna berubah. Di warung Mbah Min, sampah plastik bisa ditukar dengan seporsi nasi dan lauk.
Warung Mbah Min terletak di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Gelombang Pasang, Sejumlah Warung dan Perahu di Pantai Selatan Yogya Rusak
Jika dilihat, warung Mbah Min cukup ramai. Rata-rata pelanggan Mbah Min merupakan pemulung yang biasanya mencari sampah di TPA Jatibarang.
Warung milik Mbah Min sudah berdiri sejak tahun 2016. Kini, warung tersebut sudah mempunyai puluhan member yang berlangganan makan di tempat tersebut.
"Karena dekat dengan TPA Jatibarang akhirnya mayoritas pembeli di sini adalah pemulung," kata Mbah Min saat ditemui di warungnya, Selasa (26/7/2022).
Para pemulung bisa menukarkan sampah plastik minimal 20 kilogram. Nantinya sampah tersebut akan dihitung setelah pembeli memesan makanan.
"Biasanya 20 kilogram sampah itu dihargai Rp 20.000," kata dia.
Dalam sekali makan, rata-rata menghabiskan Rp 6.000 hingga Rp 8.000. Nantinya, uang Rp 20.000 tersebut bisa untuk tabungan ketika memesan makanan berikutnya.
"Kalau masih ada tabungan sebelumnya nanti bisa dipotong juga itu dari sisa uang sebelumnya," imbuhnya.
Baca juga: Pemilik Warung di Pasuruan Dibacok Saat Nongkrong, Pelaku Bawa Kabur Tas dan Ponsel
Namun, tak semua sampah plastik bisa masuk ke warung tersebut. Mbah Min hanya menerima sampah-sampah yang bisa didaur ulang.
"Plastik yang bisa didaur ulang itu seperti gelas plastik, botol bekas air mineral, tas plastik bekas dan sejenisnya," ungkapnya.
Sampai saat ini sudah ada puluhan member atau langganan di warung Mbah Min. Nama para member akan dicatat oleh Mbah Min untuk pendataan.
"Daftar nama pembeli akan dicatat dan dijadikan member jika berniat untuk menjadi langganan," lanjutnya.
Awal ide tukar sampah
Mbah Min mengungkapkan, konsep tukar sampah plastik dengan satu porsi nasi berawal saat banyak pemulung yang berutang untuk makan.
"Pemulung dulu banyak yang berutang karena tak memegang uang. Soalnya sampah-sampah itu harus ditukar dulu," ujarnya.
Baca juga: Pemilik Warung di Banyuwangi Lemas, Tempatnya Berjualan Tiba-tiba Ditabrak Truk Fuso
Dari situ, Mbah Min mempunyai pikiran untuk memudahkan para pemulung agar tak berutang. Dan, tercetuslah warung Mbah Min yang bisa menukar sampah plastik dengan satu porsi nasi.
"Banyak yang senang dengan adanya warung ini soalnya sampah yang dikumpulkan tak langsung jadi uang," kata dia.
Setiap satu kilogram plastik yang dibeli dari pemulung dia jual lagi ke para pengepul. Dia tak memungkiri jika dari situ dia berhasil mendapatkan keuntungan yang tak sedikit.
"Dalam satu hari saya bisa mendapatkan 2 kuintal plastik dengan keuntungan jutaan," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.