Adapun puskesmas yang sudah melakukan yakni Puskesmas Sedayu I, Puskesmas Kasihan II, Puskesmas Banguntapan II, Puskesmas Piyungan, Puskesmas Jetis II, Puskesmas Srandakan, Puskesmas Dlingo II, Puskesmas Imogiri I dan Puskesmas Bantul II.
"Ditambah 3 puskesmas tahun ini yaitu Puskesmas Sewon I, Puskesmas Sanden dan Puskesmas Pleret," kata Agus.
Untuk puskesmas yang sudah memasukkan jamu ke dalam resep ada empat, dan jamu sudah terstandardisasi.
"Jamu sudah peresepan, seperti di Kasihan II, Banguntapan II, Imogiri I dan Piyungan sudah melakukan peresepan. Jadi baru empat puskesmas yang peresepan," kata dia.
Baca juga: Zona Merah PMK di Bantul Bertambah, Pemkab Berharap Tambahan Vaksin
Pengobatan menggunakan jamu harus melalui analisa dan diagnosa dokter.
Selain jamu juga akupuntur, akupresur, hingga meditasi.
"Dokter menawarkan pengobatan terapi, ada konvensional atau complement tradisional. Kalau berkenan dengan herbal kami resepkan," kata Agus.
Agus mengatakan, sudah ada 10-20 persen pasien yang menggunakan pengobatan tersebut.
Pengobatan tradisional complement seperti darah tinggi, pegel linu, diabetes dan migrain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.