Kapal yang ditumpangi Rumimoto kerap terombang-ambing ombak lautan.
Rumimoto mengalami tempaan selama dalam perjalanannya, ia merasakan kesepian dan kedinginan.
Terkadang muncul, bayangan kedua orang tuanya yang membuatnya menangis.
Selama perjalanan, Rumimoto semakin menghargai kehidupan, terlebih dia kerap menghadapi ganasnya gelombang lautan.
Rumimoto belajar ketabahan dalam menghadapi hidup.
Suatu hari, kapal Rumimoto terdampar di suatu pantai. Rumimoto senang karena perjalanannya telah sampai tujuan setelah berbulan-bulan terombang-ambing di tengah laut.
Rumimoto sangat bersyukur pada Tuhan karena terdampar di pantai yang sangat cantik dengan pasir putih bagaikan permadani.
Baca juga: Legenda Danau Ranau, Kisah Pertarungan Rakian Sukat dengan Sepasang Naga
Pantai itu dikenal sebagai Manandau yang berarti 'tempat yang sangat jauh'.
Untuk bertahan hidup, Rumimoto mencari buah-buahan dan belajar berburu, supaya dia dapat makan daging.
Perjalanan yang jauh dan kehidupan hutan yang keras membuat Rumimoto jatuh sakit.
Ia ditolong dan dirawat oleh wanita separuh baya.
Setelah sembuh, Rumimoto menceritakan perjalanannya hidupnya pada wanita tersebut.
Lalu, Rumimoto mengganti namanya menjadi Lumimuut, karena tidak ingin mengingat peristiwa pedih yang dialaminya.
Wanita paruh baya yang bernama Karema menydari bahwa Lumimuut bukan gadis sembarangan.
Karena Lumimuut memiliki kulit putih dan ujung kelopak matanya yang menyipit. Hal tersebut menandakan, bahwa dia bukan dari penduduk sekitar.
Karema merupakan wanita sakti yang hidup seorang diri di dalam hutan.
Kedua wanita itu bagaikan ibu dan anak. Karema mengajarkan pengatahuan yang dimilikinya pada Lumimuut, agar dia dapat diterima kelompok lain jika bertemu suatu saat nanti.
Di wilayah itu juga tinggal Opo Sumandep dan Opo Sumilang, kedua orang sakti ini tinggal di Gunung Wulur Maatus.
Baca juga: Legenda Joko Kendil Asal Jawa Tengah, Kisah Kesatria Bertubuh Kendil
Saat melihat pertama melihat Lumimuut yang datang bersama Karema, kedua yakin Lumimuut diutus para dewa untuk melanjutkan keturunan di tanah Manandau.
Lalu, Opo Sumandep, Opo Sumilang dan Karema ini berdoa dan berusaha agar Puteri Lumimuut diberi anak laki-laki.