Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jaya pada Masanya, Kini Pasar Kambing Semarang Hanya Tinggal Kenangan

Kompas.com - 29/06/2022, 07:24 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"Sekarang ini, saya sudah dapat pesanan 20 ekor untuk aqiqah," lanjutnya.

Baca juga: Lapak Terbakar, Pedagang di Pasar Kambing Tanah Abang Jualan di Pinggir Jalan

Saat ini, berbisnis daging kambing cukup berisiko karena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Faisal beruntung masih banyak warga yang percaya dengan daging kambing miliknya.

"Kita tetap selektif dan memperhatikan kesehatan kambing sebelum saya jual," kata Faisal.

Untuk menjaga kesehatan kambing, Faisal menggunakan resep turun-temurun dari keluarganya untuk menjaga kesehatan kambing yang dia jual.

"Pake resep secara turun-temurun saya," paparnya.

Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Mijen, Kota Semarang Adi Mungkas mengaku penasaran dengan keberadaan Pasar Kambing.

Baca juga: Kebakaran Besar di Pasar Kambing Tanah Abang Timbulkan Kerugian hingga Rp 1 Miliar

"Saya ke sini penasaran katanya Pasar Kambing ini bersejarah," katanya saat ditemui di lokasi.

Dia menyayangkan kondisi Pasar Kambing saat ini yang sudah mulai sepi. Menurutnya, Pasar Kambing bisa diaktifkan kembali karena bersejarah.

"Dulu kakek saya kalau mau cari hewan kurban di sini," kata dia.

Adi sengaja datang ke Pasar Kambing dengan temannya. Selain penasaran, dia juga berniat untuk mengabadikan Pasar Kambing yang sempat jaya pada 90-an itu.

"Kebetulan saya juga suka sejarah jadi kalau jadi nanti saya dokumentasikan sekalian," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com