Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Kisah Sang Pemburu Awan Menyemai Hujan

Kompas.com - 25/06/2022, 08:29 WIB
Amir Sodikin

Editor

KOMPAS.com - Jika para pilot pesawat biasanya menghindari awan, kali ini sang pilot justru memburu awan. Inilah kisah mereka yang bekerja di atas ketinggian. Sunyi, dingin, dan jauh dari hiruk-pikuk publikasi namun kontribusi mereka nyata. 

Bercermin dari kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2015 yang telah menimbulkan dampak kerugian besar, Presiden Joko Widodo dalam arahannya senantiasa menekankan agar dalam pengendalian karhutla mengedepankan aspek pencegahan dan meningkatkan sinergitas para pihak terutama di daerah rawan kebakaran.

Pilot Skadron IV Lanud Abdulrachman Saleh Lettu Pnb Bintang (kanan) dan Lettu Pnb Edwin Aldrin (kiri) berpose di samping pesawat Cassa C-212.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Pilot Skadron IV Lanud Abdulrachman Saleh Lettu Pnb Bintang (kanan) dan Lettu Pnb Edwin Aldrin (kiri) berpose di samping pesawat Cassa C-212.

Salah satu langkah pencegahan karhutla yakni dengan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sehingga bisa menurunkan hujan di kawasan hutan dan lahan yang berpotensi terbakar ketika adanya ancaman titik panas (hotspot).

Di Pulau Sumatera, khususnya sebagian Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi, merupakan kawasan yang rawan karhutla. Terlebih lagi, banyak lahan gambut yang rentan terbakar di saat kekeringan melanda.

Petugas membaca peta operasi TMC di wilayah Sumatera Selatan dan JambiNOVA WAHYUDI Petugas membaca peta operasi TMC di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi

Oleh karena itu Operasi TMC digelar di kedua wilayah provinsi itu selama 15 hari sejak Jumat (27/5/2022) hingga Sabtu (12/6/2022).

Kegiatan itu merupakan kolaborasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel-Jambi, Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Sumatera, PT Wirakarya Sakti (APP Sinar Mas) dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).

Prajurit TNI AU memasang lantai inner cover untuk pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC di Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang (Lanud SMH) Palembang, Sumatera Selatan.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Prajurit TNI AU memasang lantai inner cover untuk pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC di Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang (Lanud SMH) Palembang, Sumatera Selatan.

Personel TNI AU dalam operasi TMC ini berperan sangat penting karena merekalah yang menjadi eksekutornya di angkasa. Pilot TNI AU Lettu Pnb Bintang yang dilibatkan kali ini sudah berpengalaman dalam mengikuti operasi TMC sejak tahun 2017.

Petugas mengoperasikan GPS saat melakukan operasi TMC.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Petugas mengoperasikan GPS saat melakukan operasi TMC.

Dengan menggunakan pesawat Cassa C-212 dari Skadron Udara IV Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Pilot TNI AU kelahiran 30 Januari 1995 tersebut bersama Lettu Pnb Edwin Aldrin, empat teknisi dan seorang ilmuwan dari BRIN bertugas menyemai garam pada awan di angkasa agar turun hujan.

Prajurit TNI AU dibantu petugas memindahkan karung yang berisi garam ke dalam pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Prajurit TNI AU dibantu petugas memindahkan karung yang berisi garam ke dalam pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC.

Karung yang berisi garam disusun dalam pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Karung yang berisi garam disusun dalam pesawat Cassa C-212 saat persiapan operasi TMC.
Sehingga hal ini merupakan suatu tantangan baginya karena bertugas menjadi pemburu awan, padahal jika menerbangkan pesawat komersial justru menghindari awan.

Berpegang pada informasi radar di pesawatnya, dia dapat mengetahui awan yang layak disemai atau tidak. Ada awan yang baru tumbuh, ada awan yang sudah tumbuh (aktif) dan ada awan yang sama sekali tidak berpotensi hujan.

Tetesan air hujan dengan latar belakang Pesawat Cassa C-212.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Tetesan air hujan dengan latar belakang Pesawat Cassa C-212.

Selain itu analisa dari ilmuwan BRIN yang turut di sana juga menjadi referensi pemilihan awan tersebut. Harapannya, setelah garam disemai bisa meningkatkan curah hujan di wilayah sasaran.

Dalam setiap operasi, tim berputar-putar di ketinggian 10.000 kaki dari permukaan laut selama kurang lebih tiga jam mengelilingi wilayah udara kedua provinsi itu dengan membawa 800 kg garam untuk disemai.

Seiring dengan kemajuan teknologi, metode penyemaian garam di awan pun turut berubah. Sebelumnya, penyemaian dilakukan di dalam awan yang berpotensi hujan, kesannya seperti menabrak awan. Namun kali ini awan didekati kemudian penyemaian garam akan mengikuti arah angin sehingga penyebarannya lebih merata.

Prajurit TNI AU melaksanakan operasi TMC dengan menggunakan pesawat Cassa C-212 di kawasan udara Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Prajurit TNI AU melaksanakan operasi TMC dengan menggunakan pesawat Cassa C-212 di kawasan udara Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Wilayah Sumsel yang menjadi sasaran meliputi wilayah Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Sementara wilayah Jambi meliputi Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.

Menurut Koordinator TMC Sumsel-Jambi yang merupakan perwakilan BRIN Dwipa Wirawan, selama operasi ini setidaknya 12,8 ton garam sudah disemai di angkasa.

“Biasanya setelah dua sampai tiga jam setelah disemai garam, terjadi hujan,” katanya.

Prajurit TNI AU menebarkan garam dari dalam pesawat Cassa C-212 saat operasi TMC di kawasan udara Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Prajurit TNI AU menebarkan garam dari dalam pesawat Cassa C-212 saat operasi TMC di kawasan udara Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Menurut dia operasi TMC tahun 2022 ini, telah berhasil menaikkan tinggi muka air tanah di kanal-kanal produksi milik perusahaan perkebunan sehingga menguntungkan saat musim kemarau mendatang dalam mencegah karhutla di wilayah Sumsel-Jambi.

Foto dan teks: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Editor: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Regional
Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com