Salah satu warga Dusun Mengelong, Desa Batujai, Lombok Tengah, Geboh (50), mengatakan putranya yang masih berusia 18 tahun bernama Muhammad Zohir Abas merupakan salah satu dari 23 pekerja migran ilegal yang selamat.
Namun, Geboh belum mendapatkan kabar dari adiknya, M Abdul Rahim yang ikut dalam kapal itu.
"Anak saya selamat dia Abas, tapi adik saya tidak tahu kabarnya, tidak bisa ditelepon istrinya, kami juga tidak bisa lagi telepon," kata Geboh.
Geboh mengatakan, anak dan adiknya itu berangkat dengan tiga warga Desa Batujai lainnya.
"Kami kecewa..."
Kepala Desa Batujai Alwan Wijaya membenarkan, lima warganya berangkat ke Malaysia melalui jalur ilegal. Ia mengaku kecewa masih ada warganya berangkat menjadi pekerja migran ilegal.
Baca juga: 30 Penumpang Kapal Tenggelam di Perairan Batam Berasal dari NTB, Keluarga Diminta Melapor
"Kami kecewa juga kenapa masih ada yang berangkat secara gelap atau ilegal, padahal kami telah meminta warga mengurus surat izin keberangkatan menjadi TKI dengan izin istri atau suami atau orang tuanya bagi yang belum menikah, tapi masih saja ada yang lolos," kata Alwan.
Meski kecewa, Alwan tetap berusaha mencari kabar warganya yang menjadi korban kecelakaan kapal itu.
"Kalau tidak ada musibah kami tentu tidak tahu karena mereka pergi diam diam," kata Alwan.
Sebagai mantan TKI, Alwan berharap ada pengawasan super ketat di Kepulauan Riau atau Batam agar bisa menghalangi TKI yang berangkat secara ilegal melalui jalur laut.
"Kejadian ini berulang terus, tiap tahun pasti ada korban, kami berharap ada pengawasan ketat di Batam, agar warga kami di Lombok tidak bisa menyeberang ke Malaysia secara ilegal," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.