Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Puluhan Mahasiswa Unair Blusukan ke Blora Tekan Penyebaran PMK

Kompas.com - 15/06/2022, 09:30 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai meresahkan masyarakat Blora, Jawa Tengah.

Berdasarkan data suspek PMK per 14 Juni 2022, jumlah kasus PMK sebanyak 877 ekor. Sapi yang dinyatakan sembuh sebanyak 370 ekor dan yang mati sebanyak 9 ekor.

Dengan adanya ratusan hewan ternak yang terindikasi PMK, sebanyak 30 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melakukan blusukan ke sejumlah desa untuk menekan kasus PMK tersebut.

Baca juga: Pasar Hewan di Gunungkidul Dibuka, Suspek PMK Bertambah

Salah seorang mahasiswa, Rizki Indra Karisma mengatakan blusukannya ke rumah-rumah warga untuk memberikan suntikan vitamin dan antibiotik kepada hewan ternak yang bergejala PMK.

"Karena tujuannya untuk mengurangi gejala agar sapinya sehat, harapannya bila tak mau makan bisa kembali makan," ucap mahasiswa fakultas kedokteran hewan tersebut saat berada di Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Selasa (14/6/2022).

Menurut dia, tujuan penyuntikan vitamin dan antibiotik kepada hewan ternak agar mempunyai daya tahan tubuh yang baik, tidak gampang terkena virus, hingga dapat mengembalikan nafsu makannya.

Bahkan, dirinya menyebut hewan ternak yang bergejala PMK kemungkinan sembuhnya mencapai 95 persen.

"Bisa mencapai 95 persen, asalkan kalau ada gejala segera melapor ke petugas agar ditangani kemudian dibantu oleh peternak agar telaten merawat kesehariannya Insya Allah bisa tertangani sekitar 7 hari," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Kabid Keswan DP4) Kabupaten Blora, Tejo Yuwono menjelaskan hewan ternak yang suspek PMK di Desa Gempolrejo totalnya sekitar seratus sapi.

Baca juga: Menjelang Idul Adha, Permintaan Sapi di Tuban Menurun Drastis akibat Wabah PMK

"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada kematian cuman yang sakit sudah separuh lebih dari total 200 an ekor," kata dia.

Tejo juga menerangkan agar hewan ternak tersebut tidak sakit-sakitan, maka para pemilik hewan itu dapat segera melaporkannya ke petugas.

"Yang penting kuncinya apabila sudah mulai ngiler, enggak mau makan segera lapor petugas agar segera ditangani, dibersihkan mulutnya kemudian disuntik harapannya segera mau makan, kalau sudah mau makan harapan sembuh lebih baik," terang dia.

Selain di Desa Gempolrejo, mahasiswa Unair juga ditempatkan di sejumlah desa lainnya, seperti Desa Pengkolrejo, Desa Nglengkir, Desa Kalen, Desa Jati, Desa Jiken, Desa Jagong, Desa Jegong, Desa Talokwohmojo, serta Desa Kalisari.

Baca juga: Sebuah Masjid di Malang Tiadakan Penyembelihan Hewan Kurban karena PMK, Ini Kata Wali Kota

Selama berada di Blora, para mahasiswa membuat contoh disinfektan, penyemprotan lantai dan dinding kandang dengan larutan kaporit.

Kemudian penyemprotan mukosa mulut ternak penderita PMK dengan larutan Betadine 0,05 persen dan penyemprotan kuku ternak penderita PMK dengan larutan Cupri Sulfat.

Selain itu, mereka juga mengedukasi kepada para peternak, diantaranya soal perlunya memisahkan ternak yang sakit PMK dengan ternak sehat, termasuk sosialisasi bahwa PMK tidak menular ke manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
BMKG: Gempa M 5,8 di Seram Timur Maluku Dipicu Aktivitas Sesar Naik

BMKG: Gempa M 5,8 di Seram Timur Maluku Dipicu Aktivitas Sesar Naik

Regional
Aziz Minta Restu di Hadapan Massa, Terkait Pilkada Magelang?

Aziz Minta Restu di Hadapan Massa, Terkait Pilkada Magelang?

Regional
Cerita Awal Mula Marliah Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia

Cerita Awal Mula Marliah Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia

Regional
Gempa M 5,8 Guncang Seram Bagian Timur Maluku, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,8 Guncang Seram Bagian Timur Maluku, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Pencarian Pria yang Hilang Diterkam Buaya di Ende Berlanjut

Pencarian Pria yang Hilang Diterkam Buaya di Ende Berlanjut

Regional
WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com