"Anaknya belum mau masih takut, karena ada anak suruh mengerjakan di luar," katanya.
Risyanto menambahkan, nama-nama anak yang belum membayar disampaikan pada Whatsapp (WA) grup yang isinya orangtua atau wali murid.
"Di grup WA itu ada nama-namanya siapa saja kurangnya berapa. Kemarin saya protes ke kepala sekolah. Itu grup wali murid orangtua agak down juga. Sampai saat ini gak ikut ujian ujian akhir," katanya.
Dia mengatakan, biaya uang masuk sekolah sudah diberikan. Hanya, dia tidak menemukan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun
Baca juga: Disdik Pastikan 3 Siswa SMP Pelaku Pengeroyokan di Cimahi Bisa Ikut Ujian Semester
Rinciannya oleh pihak sekolah tetali pada rincian itu dirinya tidak menemukan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau BOS daerah (Bosda).
"Ada pertanyaan lagi di dalam rincian pembiayaan satu tahun itu nggak ada rincian dana BOS dan BOSdanya. Kami merasa berat dengan rincian 4 juta lebih. Saya merasa kok BOS-nya gak ada wali murid yang lain juga sama saja," kata dia.
Terkait persoalan ini pihak SMP Muhammadiyah Banguntapan masih belum enggan berkomentar.
"Mohon maaf kami belum bisa memberikan statemen apapun karena kepala sekolah saat ini pergi, nanti kepala sekolah yang menyampaikan," kata salah satu perwakilan dadi sekolah yang enggan disebut namanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.