Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi di Blora Dirikan Sekolah Mengaji, Menjadi Guru hingga Punya 90 Santri

Kompas.com - 09/06/2022, 10:38 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Khairina

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Seorang anggota kepolisian resort (Polres) Blora, Jawa Tengah, Adi Tri Sukmoro bisa dibilang sebagai sosok inspiratif.

Pria berangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Jaga pada Satuan Samapta Bhayangkara (Sat Sabhara) tersebut mampu mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat sekitar.

Ia merupakan pendiri sekaligus ketua sekolah mengaji Taman Pendidikan Quran (TPQ) Nurul Quran di Kelurahan Bangkle, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

Baca juga: Kisah Sururi Kiai Mangrove dari Semarang, Puluhan Tahun Tanam Jutaan Mangrove di Kawasan Rob

Tak hanya mendirikan sekolah mengaji, Adi juga menjadi seorang guru bagi para santrinya.

Bahkan bersama dengan istri dan tujuh kawannya, mereka kemudian mendakwahkan Islam dengan padepokan yang dinamakan Padepokan Alab Alab Sabrang Lor.

Kegiatan mengaji di padepokan tersebut dilakukan setiap hari. Adapun kegiatannya dimulai dengan ibadah shalat Ashar berjamaah yang digelar di mushala dekat rumahnya.

Kemudian setelah shalat dilanjutkan dengan sekolah mengaji yang dilaksanakan di mushala dan di rumahnya.

Adi menerangkan awal mula mendirikan sekolah mengaji karena melihat lingkungan di sekitar rumah lokasinya jauh dari sekolah mengaji atau madrasah.

Kemudian dari situlah sedikit demi sedikit ia mulai mengajari mengaji anak-anak dan remaja warga sekitar.

"Berawal dari itulah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Dulu hanya mengajari mengaji sedikit anak-anak. Dan alhamdulilah masyarakat sekitar sini mendukung. Akhirnya kita buka sekolah mengaji di sini," kata dia berdasarkan keterangan tertulisnya, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: Kisah Penjual Pecel dari Pati Menabung Rp 10.000 Selama 11 Tahun untuk Berangkat Haji

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan sulitnya perjuangan mendirikan sekolah mengaji yang ternyata tidak mudah.

Selain keterbatasan anggaran, yang menjadi masalah berikutnya adalah keterbatasan tempat dan sarana.

"Pada awal-awal ingin mendapat murid yang banyak, namun setelah banyak anak-anak yang ikut mengaji, malah bingung. Tempatnya enggak ada sarana juga kurang," ujar dia.

"Tapi alhamdulilah istri saya mendukung dan ada beberapa teman yang ikut menjadi guru mengaji di sini," tambah Adi.

Baca juga: Kisah Tukah, ART yang Ingin Naik Haji dari Hasil Keringat Sendiri, Menabung 20 Tahun demi ke Tanah Suci

Setelah berjuang cukup lama, Adi kemudian mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dari rekan-rekan seprofesi serta bantuan dari warga masyarakat dan para dermawan lainnya.

"Dengan doa dan perjuangan serta dukungan dari keluarga dan teman-teman, akhirnya padepokan ini bisa berkembang. Dan saat ini sudah mempunyai 90 santri," jelas dia.

Sampai saat ini, Padepokan Alab Alab Sabrang Lor telah memiliki 4 kelas mengaji. Mulai dari kelompok santri usia PAUD, TK, SD hingga SMP. Bahkan, tiap Jumat ada kelas khusus ibu-ibu mengaji.

Dalam kegiatan tersebut, dirinya mempersilakan para santrinya untuk membayar infak sebesar Rp 10.000 tiap bulan, dan itupun sifatnya tidak wajib.

"Lillahi taala. Alhamdulilah atas izin Allah kegiatan mengaji di sini bisa berjalan lancar. Namun demikian tentunya kami tidak akan menolak jika ada dermawan yang ikut berdonasi untuk keperluan kegiatan mengaji di sini," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com