NUNUKAN, KOMPAS.com– Kapal pengangkut kelapa sawit karam di perairan Sei Ular Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (3/6/2022).
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Nunukan AKP Supriadi mengatakan, kapal yang karam adalah KM Al Sakhi.
Ada sekitar 14 ton kelapa sawit dari perkebunan di Sebuku dalam kapal itu.
Baca juga: Kapal Karam Dihantam Gelombang di Saumlaki, 15 ABK Selamat Usai Lompat ke Laut
Dalam KM Al Sakhi ada empat orang yaitu nakhoda bernama Misranudin (57) dan tiga anak buah kapal yaitu Once (20), Roni (30) dan Aco (22). Seluruhnya merupakan warga Nunukan,
"Kapal Al Sakhi tenggelam di depan Pos Sei Kaca (Pos pantau Satgas Pamtas RI – Malaysia), di perairan Sei Ular Kecamatan Seimanggaris," kata Supriadi saat dihubungi, Sabtu (4/6/2022).
Awalnya, kapal berangkat dalam kondisi normal untuk mengirim kelapa sawit dari Sebuku, menuju Sei Ular pada Kamis (2/6/2022) pukul 04.00 Wita.
Perjalanan berjalan lancar sampai Jumat (4/6/2022) sekitar pukul 16.00 Wita.
Kapal mengalami kebocoran di bagian belakang atau buritan yang mengakibatkan air masuk.
Baca juga: Harga Anjlok, Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Biarkan Buah Jatuh Membusuk
Nakhoda kapal kemudian berusaha merapat ke pinggir, saat berada dekat Dermaga Seruyung, dan meminjam mesin alkon, untuk menguras air yang masuk.
"Proses pengurasan memakan waktu satu jam, Nakhoda juga sekaligus mengganti oli mesin, lalu melanjutkan perjalanan menuju Sei Ular," imbuhnya.
Berjarak 100 meter dari Pos Sei Ular, tiba-tiba kapal oleng ke kiri yang menyebabkan air masuk semakin banyak ke bagian belakang dan akhirnya miring.
Akibatnya, muatan sawit terbawa arus sungai, dan kapal perlahan karam. Sementara, para ABK menyelamatkan diri dengan meminta bantuan speedboat yang melintas.
Untuk diketahui, lokasi kecelakaan kapal berbatasan langsung dengan sungai yang masuk wilayah Malaysia.
Setiap speedboat yang melintas Sei Ular, wajib lapor di Pos Penjagaan Sei Kaca.
"Kapal yang tenggelam juga terbawa arus air bawah dan akhirnya merapat di Pos Sei Kaca," tambah Supriadi.
Dari hasil pemeriksaan polisi, kapal tersebut memiliki kapasitas 20 ton dan berlayar tanpa dilengkapi surat berlayar.
Baca juga: Hindari Kayu Hanyut, Speedboat di Riau yang Bawa Puluhan Penumpang Karam
Saat ini, kapal sudah ditarik naik ke permukaan dan diamankan sementara di Pos Sei Ular.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, dan kerugian materil diperkirakan lebih dari Rp.70 juta," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.