Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sepaku Ada yang Mendapat Sosialisasi IKN, Tapi soal Ganti Rugi Masih Tanda Tanya

Kompas.com - 30/05/2022, 15:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com – Sosialisasi pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur rupanya sudah dilakukan pemerintah. Tetapi memang tidak menyeluruh.

Di tengah keluh kesah warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang mengaku tidak menerima pemberitahuan resmi tentang pemasangan patok batas Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di lahannya, ada warga yang memberikan pengakuan sebaliknya.

"Ada (sosialisasi) kok. Sekitar tiga bulan lalu (Februari 2022) saya dipanggil ke Kantor Kecamatan," ujar Yoso Harto, warga Kelurahan Pemaluan, saat berbincang dengan Tim Kompas.com, pertengahan Mei 2022 lalu.

Baca juga: Guru SMK di Wilayah IKN Harap Ada Saluran agar Alumni ataupun Siswa Bisa Berpartisipasi

"Di sana dikasih tau juga bahwa pemerintah mau memasang patok (kawasan inti pusat pemerintahan). Diminta, warga jangan mengganggu, jangan merusak. Gitu saja," lanjut dia.

Dalam sosialisasi tersebut, warga sempat bertanya kepada pihak kecamatan mengenai konsekuensi dari pemasangan patok batas KIPP itu.

Pihak kecamatan kemudian menjelaskan bahwa patok itu merupakan tanda batas wilayah mana saja yang masuk ke dalam KIPP. Otomatis, dalam waktu tidak lama lagi, pemerintah akan memanfaatkan lahan tersebut.

Warga kemudian bertanya lagi soal mekanisme apa yang ditempuh pemerintah dalam memanfaatkan lahan tersebut. Yoso mengatakan, warga cenderung berharap ada kompensasi yang menguntungkan.

"Sayangnya soal ganti rugi, belum ada (informasi). Camat juga enggak tau. Dia bilang, yang tau itu orang Jakarta. Tapi dia bilang, istilahnya ganti untung, sama-sama untung. Begitu saja," ujar Yoso.

Yoso sendiri memiliki sekitar 9 hektar lahan di mana sebagian besar ditanami pohon karet. Berdasarkan peta, seluas 2,5 hektar lahannya masuk ke dalam KIPP. Sisanya berada di zona dua IKN.

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Dasar IKN Nusantara Masih Pakai Dana APBN


Saat ditanya perihal setuju tidaknya dengan pembangunan IKN, Yoso mengaku mendukung. Asalkan pemerintah tidak sewenang-wenang dan memberikan informasi yang jelas terkait nasib warga dan hak propertinya.

"Masalah itu jelas setuju. Tapi kalau terus kita diusir ya istilahnya, beli di tempat lain, mau bagaimana lagi kita?" ujar Yoso.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga yang lahannya masuk ke dalam KIPP mengaku, tidak mendapatkan sosialisasi tentang pembangunan IKN.

Rania (57), warga Desa Bumi Harapan salah satunya. Ia mengaku, terkejut tiba-tiba aparat pemerintah datang di depan rumahnya dan memasang patok batas KIPP.

"Enggak ada ngomong-ngomong apa dulu, kepala desanya, atau camatnya. Pemerintah sama polisi langsung pasang patok saja. Kami heran, ada acara apa ini tiba-tiba dipasang patok?" ujar Rania.

Tetangga Rania bernama Sarah (42) juga senada. Ia merasa tidak pernah mendapatkan pemberitahuan resmi tentang pembangunan KIPP IKN.

Baca juga: Masuk Tim Transisi IKN, Rektor Unmul Usul Syarat Pemenang Proyek Wajib Libatkan Pekerja Lokal

Halaman:


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com