Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jenazah Guru Honorer Ditandu Selama 13 Jam, Menembus Gelapnya Hutan hingga Basah Kehujanan

Kompas.com - 25/05/2022, 06:39 WIB
Junaedi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

 MAJENE, KOMPAS.com – Jenazah seorang guru honorer bernama Daning asal Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), terpaksa ditandu sejauh 40 kilometer melintasi jalan licin, gunung terjal, dan muara sungai.

Puluhan warga ikut menandu jenazah sang pahlawan tanpa tanda jasa itu secara bergantian dari Rumah Sakit Umum Majene ke kampung halamannya di Dusun Batannato, Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda, Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (21/5/2022).

Selama menempuh perjalanan mengantar jenazah ke kampung halamannya, warga mengalami jatuh bangun. Mulai dari menembus kegelapan malam dan hutan belantara hingga basah kuyup karena diguyur hujan deras.

Baca juga: Kisah Pandi, Orang Gila Asal Rancaekek yang Membuat Sampah Jadi Karya Indah

Letih dan lapar selama 13 jam menempuh perjalanan juga dirasakan para pengantar jenazah.  Namun, rasa empati dan penghormatan warga yang tulus atas pegabdian sang guru yang mencerdaskan anak-anak pedalaman mengalahkan segalanya.

Jenazah guru honorer itu ditandu mulai dari pukul 10.00 Wita hingga pukul 23.30 Wita. Hal ini terpaksa dilakukan karena ambulans dari Puskesmas Ulumanda tidak bisa melewati jalan yang rusak parah. Kondisi jalan yang hancur semakin parah lantaran saat ini sedang musim hujan.

Seorang warga yang ikut menandu, Kamaruddin, mengatakan, peristiwa jenazah ditandu ini bukan hal baru bagi masyarakat Ulumanda. Termasuk juga warga yang jatuh sakit hingga ada ibu melahirkan di jalan karena kendaraan tak bisa melintas.

"Ini bukan yang pertama kalinya kita tandu jenazah, mobil tidak bisa lewat karena jalanan yang rusak," tuturnya.

Pasalnya, sejak lama jalan di wilayah tersebut memang rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan umum. Jalan licin dan terjal ini hanya bisa dilintasi kendaraan double cabin dan mobil offroad lainnya.

Baca juga: Kisah Gudianto, Sopir Taksi di Surabaya yang Sediakan Jajanan hingga Obat-obatan Gratis bagi Penumpangnya

Meski warga sudah lama mengeluhkan kondisi jalan tersebut, hingga kini belum ada perbaikan. Saat hujan deras kondisi jalan becek dan berlumpur. Sementara saat musim kemarau kondisi jalan berasap debu tebal.

Warga setempat berharap kepada pemerintah segera memperbaiki akses jalan menuju desa mereka. Dengan begitu, masyarakat bisa memberdayakan diri secara sosial dan ekonomi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Menangis di Depan Jokowi, Maria Minta Bantuan Biaya Perawatan Kakaknya

Menangis di Depan Jokowi, Maria Minta Bantuan Biaya Perawatan Kakaknya

Regional
Diduga Tabung Gas Bocor, Satu Rumah di Wonosobo Tebakar, Satu Orang Terluka

Diduga Tabung Gas Bocor, Satu Rumah di Wonosobo Tebakar, Satu Orang Terluka

Regional
Kaesang Akan Berikan Pengarahan ke 60.000 Kader PSI di Stadion Jatidiri Semarang

Kaesang Akan Berikan Pengarahan ke 60.000 Kader PSI di Stadion Jatidiri Semarang

Regional
Jadwal dan Harga Tiket DAMRI Lampung-Bandung PP

Jadwal dan Harga Tiket DAMRI Lampung-Bandung PP

Regional
Di Bengkulu Anies Bongkar Strategi Memperbaiki Pendidikan Bangsa

Di Bengkulu Anies Bongkar Strategi Memperbaiki Pendidikan Bangsa

Regional
Oknum Polisi di Subang Aniaya Pelajar hingga Tewas, Korban Disebut Tak Kooperatif Saat Diperiksa

Oknum Polisi di Subang Aniaya Pelajar hingga Tewas, Korban Disebut Tak Kooperatif Saat Diperiksa

Regional
Caleg PAN di Lombok Tengah yang Pesta Sabu Terancam Dipecat Partai

Caleg PAN di Lombok Tengah yang Pesta Sabu Terancam Dipecat Partai

Regional
Korban Jiwa Erupsi Gunung Marapi Jadi 23 Orang, 22 Berhasil Diidentifikasi

Korban Jiwa Erupsi Gunung Marapi Jadi 23 Orang, 22 Berhasil Diidentifikasi

Regional
Bantah Banjir Lahar Dingin di Tanah Datar, BPBD Sumbar: Itu Abu Vulkanik Dibawa Turun Hujan

Bantah Banjir Lahar Dingin di Tanah Datar, BPBD Sumbar: Itu Abu Vulkanik Dibawa Turun Hujan

Regional
Video Viral Kampus Poltekpar Palembang Jadi Tempat Dugem Mahasiswa

Video Viral Kampus Poltekpar Palembang Jadi Tempat Dugem Mahasiswa

Regional
Pelaku Pembunuhan Bos Mainan di Pemalang Ditangkap, Ternyata Pengusaha yang Terlilit Utang

Pelaku Pembunuhan Bos Mainan di Pemalang Ditangkap, Ternyata Pengusaha yang Terlilit Utang

Regional
Alfamart di Kendal Dibobol Maling, Pelaku Juga Bawa DRTV CCTV

Alfamart di Kendal Dibobol Maling, Pelaku Juga Bawa DRTV CCTV

Regional
Kronologi Pencurian Gading Kerajaan Nita Seharga Rp 1,5 Miliar di Sikka

Kronologi Pencurian Gading Kerajaan Nita Seharga Rp 1,5 Miliar di Sikka

Regional
Habitat Hiu Paus di Sumbawa Terancam Rusak, Pemprov NTB Terbitkan Pergub

Habitat Hiu Paus di Sumbawa Terancam Rusak, Pemprov NTB Terbitkan Pergub

Regional
Korban Erupsi Gunung Marapi Asal Riau Dimakamkan, Sang Ibu Pingsan 2 Kali

Korban Erupsi Gunung Marapi Asal Riau Dimakamkan, Sang Ibu Pingsan 2 Kali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com