Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Peternakan Minta Masyarakat Tak Panik soal PMK hingga Jual Sapi dengan Harga Murah

Kompas.com - 19/05/2022, 16:00 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah, mengunjungi kandang ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (18/5/2022).

Desa tersebut merupakan lokasi ditemukannya kasus pertama di NTB sejak 30 April 2022 lalu.

Baca juga: Jumlah Ternak Terjangkit PMK di Lombok Tengah Melonjak Jadi 608 Kasus

Dalam kesempatan tersebut, tampak Nasrullah bersama sejumlah staf dan pejabat pemerintah NTB, memantau langsung kondisi sapi yang terkena PMK dengan menggunakan baju APD.

Selain itu juga terlihat petugas yang menyemprotkan disinfektan di area kandang.

Dalam kesempatan tersebut, Nasrullah mengimbau masyarakat tidak panik terhadap PMK, dan meminta agar sejumlah aturan terkait PMK diperhatikan.

"PMK itu bisa disembuhkan jangan khawatir, tingkat kesembuhannya tinggi, dan terbukti dari jumlah 63 ekor di kandang ini, yang sembuh 60 ekor, belum lagi yang lain, saya dapat laporan, 51 persen kesembuhan, ini kan tanda baik bagi kita semua, bahwa PMK ini bisa disembuhkan," kata Nasrullah saat mengunjungi Kelompok Kandang Tunas Urip Desa Kelebuh.

Baca juga: 7 dari 316 Sampel Sapi di Kota Tasikmalaya Positif PMK, Kepala DKP3: Hewan Bisa Sembuh Kurang dari Sebulan

Nasrullah menjelaskan, PMK tidak dapat menular ke pada manusia, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Disampaikan juga bahwa sapi yang terkena PMK dapat dimakan, namun dengan ketentuan pengawasan dan dukungan dari tenaga medis.

"Yang ketiga dapat dikonsumsi dagingnya, dengan tentu mengeluarkan bagian-bagian dan didukung oleh tenaga kesehatan," kata Nasrullah.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 18 Mei 2022

Jangan buru-buru dijual

Nasrullah menegaskan kehadiran pemerintah tersebut untuk memastikan bahwa PMK sedang ditangani dengan baik.

Selain itu ia juga menyampaikan, warga tidak perlu khawatir harga sapi akan merugikan dirinya.

"Jangan sampai ada panik yang menjual dengan harga yang merugikan peternak seperti itu, kami turun, jadi tidak ada hari tanpa kelapangan, memberikan edukasi, informasi," ungkap Nasrullah.

Sebelumnya, catatan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah dari 63 kasus sapi terjangkit PMK sejak 30 April 2022, meningkat menjadi 608 lebih sapi terserang PMK.

"Dari angka 63, kemudian naik 363, dan sekarang sudah 608 kasus yang tersebar dari 3 Kecamatan yang mendominasi, ada Praya Tengah, Praya Timur, dan Jonggat," ungkap Kadis Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah mendampingi Dirjen Peternakan.

Baca juga: Sapi Terjangkit PMK di Lampung Bertambah 36 Ekor, 1 Hewan Ternak Mati

Taufik menambahkan bahwa dari jumlah tersebut hingga saat ini belum ada yang meninggal akibat PMK, hanya saja ada kematian karena ada bayi sapi yang tidak bisa menyusu.

"Sampai sekarang belum ada, memang ada kejadian pedet (anak sapi), tapi pedet itu bukan mati karena PMK tapi karena tidak bisa menyusu," ungkap Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Regional
Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Regional
KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

Regional
KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

Regional
Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Regional
Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Regional
Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Regional
Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Regional
1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

Regional
Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Regional
Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Regional
Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Regional
Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com