KOMPAS.com - Serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada hewan ternak di Indonesia semakin meluas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan dua kabupaten di Aceh dan empat kabupaten di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK.
Dua kabupaten di Aceh adalah Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Sementara di Jawa Timur adalah wilayah Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto.
Kasus ini kembali muncul setelah Indonesia dinyatakan bebas PMK lebih dari tiga dekade lalu.
Baca juga: Menyerang Hewan Ternak, Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku?
Kasus pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022, dan telah mengalami peningkatan kasus rata-rata dua kali lipat setiap harinya.
PMK adalah penyakit yang sangat menular dan menyerang hewan berkuku belah.
Ternak berkuku belah yang peka terhadap PMK diantaranya adalah sapi, kerbau, domba, kambing dan babi.
Agen penyebab PMK adalah Virus Foot Mouth Disease (FMDV). Penyakit ini sangat ditakuti oleh semua negara di dunia karena menyebabkan dampak ekonomi yang tidak sedikit.
Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE/Office des Internationale Epizootis) memasukkan penyakit PMK ke dalam daftar penyakit yang harus dilaporkan.
Baca juga: 4 Sapi dan Kambing di Kota Semarang Terdeteksi Gejala PMK
Penyebaran diduga berasal dari impor sapi Belanda.
Hal tersebut dijelaskan dalam jurnal Penyakit Mulut dan Kuku: Penyakit Hewan Eksotik yang Harus Diwaspadai Masuknya ke Indonesia yang ditulis RM Andul Adjid.
Setelah terdeteksi di Malang, PKM menyebar ke daerah lainnya ke arah timur hingga ke pantai Banyuwangi.
Setelah itu, laporan kejadian PMK berturut-turut dimulai di Jakarta pada tahun 1889. Di Aceh pada tahun 1892, Medan dan Kalimantan pada tahun 1906. Sementara di Sulawesi dan Medan pada tahun 1907.
Baca juga: Tidak Hanya Penyekatan, Polisi Lamongan Buka Posko Awasi Sapi Terjangkit PMK
Pada tahun 1907 tercatat 1.201 ternak di Jawa terserang PMK yakni di Jakarta, Cirebon, Priangan, Pasurian, Besuki, Banyumas, Kedu, Malang dan Madura.
Di saat bersamaan, kejadian PMK di luar Jawa terbatas hanya di Sumatera Timur dan Sulawesi.
Kala itu pemerintah melakukan crash program vaksinasi dimulai tahun 1974 untuk memberantas PMK dengan mengutamakan daerah sumber ternak yakni di Bali, Sulawesi Selatan dan jawa.
Dengan vaksin O1 BFS, memperlihatkan hasil yang memuaskan karena pada tahun 1980 tak ada lagi kasus PMK yang dilaporkan.
Pada tahun berikutnya, tahun 1981, Bali dan Sulawesi Selatan berhasil dibebaskan dari PMK. Dan Pulau Jawa direncanakan bebas pada tahun 1984.
Baca juga: 150 Sapi di Lombok Tengah Terjangkit PMK, Diisolasi dan Diobati