KUPANG, KOMPAS.com - Hama belalang menyerang tanaman pertanian milik warga di Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam beberapa hari terakhir ini.
Informasi itu disampaikan Camat Wewewa Barat Antonius Kette saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (7/5/2022) pagi.
"Tadi malam di Desa Weekurra padi, jagung, dan kelapa jagung milik warga habis tanpa sisa," ungkap Antonius.
Baca juga: Rugi Rp 2 Miliar Akibat Hama Tikus, Petani di Tabanan Diimbau Kementan Ikuti AUTP
Selain menyerang tanaman milik warga Desa Weekurra, hama belalang juga masuk ke sejumlah desa, di antaranya, Desa Lolo Ole, Sango Ate, Marokota, Reda Pada, dan Luakoba.
"Hari ini belalang sudah mulai masuk wilayah Desa Waiholo, Kecamatan Kodi Utara," kata Antonius, yang dikenal masyarakat sebagai pejabat yang peduli lingkungan.
Pihak kecamatan bersama Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya serta masyarakat setempat telah turun ke lokasi berkumpulnya belalang untuk melakukan penyemprotan secara manual.
Namun, pihaknya mengalami kesulitan dan tidak mampu membasmi hama belalang.
Penyemprotan pun hanya bisa dilakukan pada malam hari karena saat siang belalang terbang tinggi.
Akibat hama belalang yang menyerang tanaman, warga terancam gagal panen tahun ini.
Baca juga: Petani di NTT Rawan Gagal Panen, Kementan Sarankan Mereka Ikut AUTP
Untuk itu, Antonius berharap pemerintah kabupaten, provinsi, hingga pusat segera menetapkan kejadian itu sebagai bencana alam.
"Dengan kondisi ini, tentunya membutuhkan campur tangan pemerintah pusat dan provinsi untuk Pulau Sumba, mengingat Sumba sebagai salah satu daerah food estate," kata dia.
"Sudah saatnya pemerintah kabupaten sampai pusat menetapkan sebagai bencana karena menyerang sendi kehidupan vital di masyarakat," lanjut Antonius.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Lolo Ole, Kecamatan Wewewa Barat, Martinus Lelu Keda, mengatakan, serangan hama belalang yang terjadi di desanya membuat petani resah.
"Tanaman para petani seperti jagung, padi maupun tanaman lainnya habis dimakan belalang," imbuh Martinus.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Pindah Rumah untuk Menghindari Hama
Menurut Martinus, sebagian petani lainnya masih beruntung karena sudah selesai panen padi.
Namun, petani yang belum panen mengalami kerugian karena tanaman padi mereka tak tersisa.
Martinus berharap adanya perhatian dari pemerintah pusat dan provinsi.
"Kami berharap pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi memberikan bantuan pangan," kata Martinus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.