Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ngawi Telah Berubah

Kompas.com - 22/04/2022, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Usai mengalahkan “kotak kosong” di Pilkada 2020 dengan angka telak 94,42 persen karena hampir semua partai politik melabuhkan pilihan politiknya ke pasangan itu, Bupati Ony Anwar Harsono langsung menaruh perhatian kepada konstituen terbesarnya yakni petani. Ony ingin mengangkat “kelas” petani petani gurem menjadi petani berkaliber.

Untuk menaikkan nilai jual beras, Ony mengajak petani beralih menjadi pengolah pertanian organik. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, sebetulnya cara pertanian organik dimaksudkan Ony untuk kelestarian lingkungan yang bebas dari pupuk kimia.

Baca juga: Cek Total Tarif Tol dari Surabaya ke Mojokerto, Kertosono dan Ngawi

Dari pengakuan warga Desa Padas dan Kwadungan di Kecamatan Padas, beralihnya pola tanam ke pupuk organik ternyata memengaruhi daya serap tanah terhadap air. Jika dulu desa- desa ini kerap dilanda banjir di saat musim penghujan, kini tidak ada lagi genangan air di desa-desa tersebut.

Pemerintah Kabupaten Ngawi menargetkan 100 dari 213 desa di wilayahnya menerapkan sistem pertanian organik sebagai upaya untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia.

Untuk mendorong perwujudan 100 desa sebagai pelopor penerapan pertanian organik sebagai salah satu program prioritas Ngawi, setiap pegawai di lingkungan pemerintahan kabupaten melalui peraturan bupati diwajibkan untuk membeli beras hasil panen petani. Untuk golongan kepangkatan tertinggi diwajibkan membeli 25 kilogram beras setiap bulannya. Selain itu ada kategori lain untuk pembelian 20, 15 dan 10 kilogram saban bulannya.

Program ekstensifikasi elektrifikasi di bidang pertanian yang digalakkan di Ngawi atau Elfram (electricity for agriculture), dimaksudkan untuk menambah keuntungan petani dengan produktifitas yang meningkat.

Desa yang menerapkan pertanian organik akan mendapat bantuan pembuatan sumur berikut pompanya. Demikian juga secara ajeg digelar pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik atau kotoran hewan ternak. Setiap desa juga diwajibkan untuk membuat kandang untuk burung hantu agar betah dan menjadi predator alam bagi tikus perusak tanaman padi.

Tidak hanya penghasil beras kualitas super, Ngawi juga dikenal dengan penghasil teh serta produsen buah melon, buah naga, bawang, dan hasil tambak.

Masa Depan Ngawi

Perekonomian Ngawi berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2021 mencapai Rp 20,81 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 13,82 triliun.

Ekonomi Kabupaten Ngawi tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 2,55
persen, setelah sebelumnya mengalami kontraksi di tahun 2020 sebesar 1,69
persen. Dari sisi produksi, sektor transportasi, dan pergudangan mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 10,39 persen. Sementara dari sisi pengeluaran,
pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
3,28 persen.

Dilihat dari sisi produksi, struktur PDRB Ngawi tahun 2021 didominasi lapangan
usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 33,80 persen. Sementara dari
sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 72,07
persen.

Dengan posisinya di antara Madiun di Jawa Timur dan Solo di Jawa Tengah yang dilalui jaringan jalan Tol Trans Jawa, Ngawi sangat strategis sebagai pengembangan agrikultural guna memasok kebutuhan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Belum lagi rencana pembangunan jalan tol baru yang mengoneksikan Tol Trans-Jawa menuju wilayah pantai utara Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang kini memasuki tahapan studi kelayakan. Tahap awal yang akan digarap adalah jalur tol ruas Ngawi–Bojonegoro–Babat (Lamongan) alias Ngarobat.

Baca juga: Menengok Rumah Joglo Tertua di Ngawi, Dibangun Tahun 1750 Masehi, Lebih Tua dari Benteng Van Den Bosch

Jika tidak ada kendala, tol sepanjang 119,03 kilometer tersebut mulai masuk fase konstruksi pada akhir 2024. Diperkirakan, proyek tersebut membutuhkan dana investasi hingga Rp 14,78 triliun.

Tol Ngarobat menghubungkan jalan tol ruas Solo–Ngawi–Kertosono, yang saat ini sudah beroperasi dengan ruas tol Demak–Pati–Babat serta ruas Babat–Manyar. Jalan tol ini nantinya juga terhubung dengan jalan tol eksisting di ruas Surabaya–Gresik.

Letak Ngawi yang di batas tapal Jawa Tengah dan Jawa Timur kian dilirik investor-investor dari luar terutama Korea. Dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LPKM) secara online sejak Oktober hingga hingga Desember 2021, nilai investasi di Ngawi mencapai Rp 778 miliar. Lima investor asing akan segera beroperasi di Ngawi tahun ini.

Yang jelas, Ngawi boleh “terbang” tinggi menuju kemajuan dan moderasi tetapi Ngawi tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai daerah yang ijo royo-royo, gemah ripah loh jinawi , toto tentrem kertoraharjo. Ngawi adalah tanah yang subur, tempatnya tanaman tumbuh yang mendukung kehidupan warga sehingga tercipta rasa aman, makmur, dan tenteram.

“Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan”. (Ony Anwar Harsono – Bupati Ngawi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com