Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggilan Kartini Kecil, dari Trinil hingga Si Jaran Kore

Kompas.com - 21/04/2022, 07:28 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879 atau 28 Rabiul Akhir tahun Jawa 1806.

Sang ayah adalah Bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, sementara sang ibu adalah Ngasirah, putri dari Nyai Hajjah Siti Aminah dan Kyai haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara.

Sosroningrat adalah bupati yang berpendidikan dan pandai menulis serta berbahasa Belanda. Kala itu tak banyak bupati yang memiliki kemampuan intelektual yang memadai seperti Sosroningrat.

Baca juga: Ngasirah Ibu Kandung Kartini

Dikutip dari buku RA Kartini, Biografi Singkat 1879-1904 yang ditulis Imron Rosyadi, sejarawan M.C Ricklefs menyebut Sosroningrat sebagai one of the most Enlightened of Java's Bupatis (salah satu bupati yang berpikiran maju di Jawa).

Karena aturan kolinial yang mengharuskan bupati menikah dengan bangsawan, maka Sosroningrat menikah lagi dengan Raden Ayu Muryam, keturunan raja-raja Madura.

Ia melakukan tersebut karena Ngasirah bukan keturunan bangsawan. Istri kedua Sosroningrat ini menjadi garwa padmi (istri pertama) dan Ngasirah yang telah memiliki anak menjadi garwa ampil.

Pada suratnya tertanggal 21 Desember 1900, Kartini menulis, "Saya meyaksikan penderitaan dan menderita sendiri karena penderitaan ibu saya dan karena saya anaknya. Aduhai, merasakan sedalam-dalamnya, itulah penderitaan neraka.

Ada hari-hari tanpa kegembiraan dan amat sedih sampai saya terengah-engah dan mengidam-idamkan akhir hidup saya di dunia dan hendak mengakirinya sendiri kalai saya tidak sangat mencintai ayah saya."

Baca juga: Rayakan Hari Kartini, Ini 5 Film tentang Perjuangan Perempuan Indonesia

Dipanggil Trinil hingga Si Jaran Kore

Sekolah Kartini di Bogor sekitar tahun 1920.Tropenmuseum Sekolah Kartini di Bogor sekitar tahun 1920.
Oleh sang ayah, Kartini kecil mendapat julukan Trinil karena aktif, memiliki rasa keinguntahuan yang tinggi dan banyak bertanya.

Trinil adalah nama burung berkicau yang badannya kecil, tapi gerakannya lincah.

Kartini membagikan cerita mengenai panggilan Trinil ini melalui suratnya kepada Estelle Zeehandelaar, sahabat penanya dari Belanda yang ditulis pada 18 Agustus 1899.

Selain Trinil, Kartini juga sering dipanggi Si Jaran Kore (Kuda Liar) oleh para saudaranya. Panggilan Jaran Kore disematkan ke Kartini karena pembawaannya yang tak bisa diam, seperti peremuan Jawa pada umumnya.

"Saya disebut Kuda Kore atau Kuda Liar karena saya jarang berjalan, tetapi selalu melompat atau melonjak-lonjak. Dan karena sesuatu dan lain hal lagi saya dimaki-maki juga sebab saya sering kali tertawa terbahak-bahak dan memperlihatkan banyak gigi yang dinilai perbuatan tidak sopan," tulis Kartini dalam suratnya.

Baca juga: Meneruskan Semangat Kartini…

Dalam suratnya ke Nyonya HG dee Booij-Boissevain, Kartini melukiskan masa kecilnya yang pedih. Ia menceritkan diskriminasi yang ia dapatkan ketika masih bayi karena sang ibu harus bersaing dengan istri utama ayahnya.

Sejak kecil ia sudah mersakan kehidupan yang berbeda antara gedung utama dan rumah kecilnya tempat Kartini tumbuh bersama sang ibu, Ngasirah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com