Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban Tawuran, Ini Kronologi Dafa, Anak DPRD Kebumen Tewas akibat Sabetan Gir di Yogyakarta

Kompas.com - 06/04/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

 

Polisi sebut Dafa adalah korban tawuran

Hal yang berbeda diungkap oleh pihak kepolisian.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan setelah memeriksa para saksi, disimpulkan bahwa Dafa bukan korban penyabetan gir secara acak, tetapi korban tawuwan.

Kasus tersebut berawal saat Dafa dan 8 rekannya membawa 5 motor dan berputar-putar melalui ring road selatan lewat jalur cepat.

Diduga karena terganggu dengan suara motor, menyusul dua orang yang diduga merupakan kelompok pelaku.

Baca juga: 8 Fakta Tewasnya Anak Anggota DPRD Kebumen karena Klitih di Yogya

Dua kelompk ini kemudian bersinggungan dan saling membalas dengan memainkan gas motor.

"Akhirnya kelompok korban lanjut ke Jalan Imogiri. Sempat melihat ke belakang kelompok pelaku tidak membuntuti, akhirnya ke Warmindo Gedongkuning," jelas dia, Selasa (5/4/2022).

Saat rekan Dafa masuk ke Warminda dan sebagian memarkirkan motornya, lewatlah kelompok pelaku dan kembali memainkan gas serta meneriaki kelompok korban.

Hal tersebut membuat Dafa dan rekannya tersinggung. Dengan empat motor, mereka mengejar kelompok pelaku.

Saat dikejar, kelompok pelaku yang berjumlah lima orang berbalik arah dan siap menyerang kelompok korban.

Baca juga: Klitih di Jogja Tewaskan Anak Anggota DPRD Kebumen, Apa Itu Klitih?

"Salah satu dari 5 diduga kelompok pelaku turun membawa alat seperti gir diikat dengan kain. Karena kelompok korban kecepatan tinggi motor pertama tidak kena, lalu motor kedualah yang kena. Pengemudi tidak kena, tetapi pembonceng terkena ayunan gir," beber Ade.

Setelah itu motor korban terjatuh dan tak lama korban ditemukan oleh polisi yang sedang patroli.

Ade mengatakan, kasus kejahatan jalanan ini lebih tepatnya adalah tawuran karena terdapat ketersinggungan akibat saling ejek dari dua kelompok.

"Untuk kasus kejahatan jalanan kasuistis kemarin lebih tepatnya tawuran karena ada proses ketersinggungan ejek-ejekan dari dua kelompok," ungkap dia.

Baca juga: Klitih Jogja Kembali Terjadi, Kadisdikpora DIY: Siap Gandeng TNI untuk Bina Pelajar

Sementara itu Anggota DPRD Kebumen Madkhan Anis yang juga orangtua Dafa Adzin Albasith (18), meminta polisi dapat mengusut tuntas kasus kematian anaknya.

"Kami mohon kepada pihak berwajib untuk bisa mengusut pelaku-pelakunya," kata Madkhan Anis, seperti dilansir dari Kompas TV, Selasa (5/4/2022).

Madkhan Anis berharap, kejadian yang menimpa anaknya adalah yang terakhir terjadi.

"Agar tidak terulang kembali kejadian seperti ini," ujar dia. Dia juga meminta masyarakat untuk mendoakan Dafa.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Pesan Ibu Pratama Arhan ke Timnas U23 Indonesia: Bangkit, Tunjukkan pada Dunia Kita Bisa

Regional
Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Regional
KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

Regional
Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Regional
Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Regional
HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

Regional
Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com