Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Maps Kadang Bikin Pengendara Tersesat, Ini Penjelasan Pengamat

Kompas.com - 20/03/2022, 11:06 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Nurma Firdinia (21), seorang warga Desa Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), tersesat di hutan usai mengikuti petunjuk Google Maps.

Saat itu, Nurma hendak ke rumah saudaranya di Kabupaten Demak, Jateng. Ia berkendara sendirian menggunakan sepeda motor.

Namun, Nurma justru tersesat di "Hutan Kramat", Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jateng, Kamis (17/3/2022) tengah malam.

Baca juga: Ikuti Arahan Google Maps, Gadis Asal Karanganyar Tersesat di Hutan Grobogan

Kisah tersesat gara-gara Google Maps bukan hanya dialami Nurma saja. Sejumlah cerita serupa pun kerap diwartakan.

Lalu kenapa pengguna jalan kadangkala tersesat saat menggunakan Google Maps?

Pengamat teknologi informasi, Onno W. Purbo, mengatakan, penyebab pengendara sering tersesat gara-gara Google Maps karena ada data yang belum lengkap dalam peta online tersebut.

“Alhasil, algoritma yang digunakan jadi salah memprediksi,” ujarnya dalam pesan elektronik kepada Kompas.com, Sabtu (19/3/2022).

Baca juga: Cerita Nurma, Tersesat di “Hutan Keramat” Grobogan Selama 3 Jam Usai Pakai Google Maps

Pemberian label

Saat ditanyai soal tampilan Google Maps apakah sudah sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia, misalnya banyak hutan dan jalan sempit, Onno menuturkan bahwa sebetulnya penyebabnya lebih kepada label yang ditempelkan ke jalan tersebut.

Label itu kemungkinan diberikan oleh manusia.

Akan tetapi, bisa jadi, orang yang memberi label tidak familiar dengan kondisi setempat.

“Kemungkinan data yang ada tidak bisa membedakan antara jalan hewan atau binatang, jalan setapak, jalan motor, gang kecil, gang motor, jalan kecil mobil, jalan mobil, jalan raya, jalan tol, dan lain-lain. Itu yang menyebabkan kesalahan,” ucapnya.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Warga Cekcok gara-gara Pengeras Suara Mushala | Tersesat di Hutan Usai Ikuti Google Maps

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com