Durasi tugas yang panjang, ditambah berada di daerah konflik, kemungkinan bisa menimbulkan depresi bagi seorang prajurit.
Belum lagi ada faktor-faktor pemicu lainnya, salah satunya masalah keluarga.
“Itu enggak mudah. Prajurit keluar dari lingkungan induknya, lalu ditempatkan di lokasi yang mungkin ada keterbatasan fasilitas dan sarana. Belum lagi dia berjauhan dengan keluarga dalam waktu panjang. Ini bisa memicu depresi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Khairul menekankan tentang pentingnya kesiapan mental prajurit.
“Ini (depresi) bisa diidentifikasi lebih awal jika psikotes, tes kejiwaan dan mental dilakukan dengan sungguh-sungguh di lingkungan TNI,” tuturnya.
Selain itu, Khairul juga berpandangan soal pentingnya monitoring kesehatan mental para prajurit.
“Perlu monitoring intensif terhadap kesehatan mental para personel. Hal ini dibutuhkan dalam setiap penugasan operasi,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pratu R menembak rekannya dan seorang anggota Brimob, Bharaka FA.
Personel Brimob tersebut ditembak saat sedang melintas di depan pos TNI dengan sepeda motor, Rabu (16/3/2022) dini hari.
Akibat tertembak, Bharaka FA meninggal dunia. Sementara itu, seorang rekan pelalu berinisial Prada R dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Diduga Depresi, Pratu R Tembak Komandan dan Rekannya Sesama TNI, Bharaka FA Jadi Korban Tewas
Senjata api yang dipakai Pratu R diambil dari gudang senjata.
Ia awalnya membongkar gudang, lalu mengambil sepucuk senjata api laras panjang jenis SS2P2 beserta amunisinya.
Pelaku sempat menembaki komandannya, tetapi tembakannya meleset.
Kapendam XVI/Pattimura Kolonel Arh Adi Prayogi Choirul Fajar menyampaikan, Pratu R saat ini sudah ditahan dan sedang diperiksa di Sub Detasemen Polisi Militer (Denpom) Masohi.
“Pelaku saat ini berada di Sub Denpom Masohi dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan kesehatan kejiwaannya karena diduga pelaku mengalami depresi akut sehingga melakukan tindakan yang mestinya tidak dilakukan,” terangnya kepada wartawan di Markas Korem 151 Binaya, Ambon, Maluku, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.