Salah seorang penyintas bencana, Sumarni (50) mengaku rumahnya rusak terdampak bencana ini.
Kerusakan rumahnya mulai terlihat sekitar tujuh bulan lalu.
"Awalnya hanya retakan kecil saja di dinding, dan lambat laun terus membesar. Saat ini sudah seminggu semakin parah," aku Sumarni ditemui Kompas.com di rumahnya di Kampung Nyalindung, Selasa (8/3/2022).
"Kalau dilihat dari luar rumah saya ini memang masih utuh. Sebenarnya di dalam rumah sudah amburadul," sambung dia.
Dia juga menuturkan belum bisa mengungsi ke rumah yang lebih aman.
Akhirnya, setiap malam menginap di kios handphone milik anaknya yang hanya sekitar 30 meter.
Atau menginap di rumah kerabatnya yang juga masih terletak di lokasi bencana gerakan tanah.
"Inginnya mengungsi ke tempat aman, tapi enggak tahu ke mana, keluarga semuanya di sini, juga terdampak bencana," tutur Sumarni.
"Ingin ngontrak tidak punya uang, untuk sehari-hari saja susah. Apalagi suami saya kerjanya hanya dagang, itu juga jauh di Poso Sulawesi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.