Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Berdarah, Riyanto Mengamuk Bacok 10 Orang, Tiga di Antaranya Tewas, Ini Ceritanya

Kompas.com - 08/03/2022, 06:42 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Riyanto (35), warga Dusun Bangunmulyo, Desa Pojok, Wates, Kabupaten Kediri mengamuk dan melukai 10 orang tetangganya dengan parang.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi pada Senin (7/3/2022) siang.

Akibat peristiwa tersebut, tiga orang tewas dan 7 orang lainnya luka-luka hingga harus dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Seorang Pria di Kediri Mengamuk, 3 Korban Tewas dan 4 Luka

Temui Pak RT dengan bawa parang

Aksi Riyanto berawal saat ia hendak menemui Pak RT setempat dengan membawa parang sekitar pukul 13.00 WIB.

Saat itu pelaku beralasan hendak mencari anak Pak RT. Namun karena gerak-geriknya, mencurigakan, Pak RT pun langsung menyelamatkan diri.

Hal tersebut diceritakan Kepala Desa Pojok, Darwanto kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Soal Pelaku Penyerangan di Kediri Diduga Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Kata Kades

Sepulang dari rumah Pak RT, kondisi pelaku tak bisa dikendalikan. Ia mengamuk dan mengayunkan parang ke orang-orang yang ia temui.

Salah satu korban adalah seorang nenek yang sedang makan pecel di depan rumah.

Bahkan keluarganya yakni orangtua dan adiknya ikut dilukai oleh Riyanto. Ia juga melukai warga yang hendak membantu orangtua Riyanto yang berlumuran darah.

"Adiknya juga dibabat (dibacok)," lanjutnya.

Baca juga: Pria Tiba-tiba Mengamuk dan Tewaskan 3 Korban di Kediri, Begini Kronologinya

Setelah melukai banyak korban, pelaku sempat kabur ke area persawahan dekat rumahnya. Pihak Kepala Desa kemudian melapor ke polisi.

Tak lama kemudian polisi datang dan mengamankan Riyanto. 

Riyanto yang saat itu sudah tidak membawa parang sempat terlibat adu fisik dengan dua orang petugas polisi yang hendak menangkapnya.

"Yaitu Babinkamtibmas dan Pak Feri dari Polsek Wates," ujar Darwanto.

Kejadian tersebut mengakibatkan 10 orang jadi korban dan tiga di antaranya tewas yakni Aziz, Siti Mujayanah dan Trinah.

Tak lama setelah kejadian tersebut, Riyanto ditangkap oleh petugas kepolisian.

 

Dikenal pribadi yang tertutup, diduga depresi

Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmada saat di lokasi pembunuhan di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (7/3/2022).Dok.Rizkika Atmada Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmada saat di lokasi pembunuhan di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (7/3/2022).
Darwanto bercerita Riyanto sudah cukup lama tinggal di Desa Pojok. Pelaku pun sudah menikah sejak dua tahun lalu.

Menurutnya secara administrasi, Riyanto adalah warga Purworejo, Kecamatan Kandat. Namun sehari-hari ia tinggal di Desa Pojok.

Untuk kegiatan sehari-hari, Riyanto berkebun dan juga menjadi kuli bangunan.

Oleh warga sekitar, Riyanto dikenal dengan pribadi yang tertutup. Namun setiap hari, dia kerap jadi muadzin di masjid desa.

Baca juga: Pria Bawa Parang Mengamuk di Kediri, Kades: 3 Orang Meninggal, 1 Kritis, dan 6 Luka-luka

"Kesehariannya pelaku ini tertutup. Tetapi kalau soal keagamaan itu baik. Dia itu muadzin kok di Masjid," ungkap Kades Pojok.

Ia sendiri tak mengetahui penyebab pasti Riyanto melakukan penyerangan kepada warga.

Hanya saja, dia sempat mendengar kabar bahwa Riyanto terlibat cekcok dengan keluarganya.

"Tadi dari warga bilang ada perselisihan dengan keluarga, entah dengan orangtuanya atau adiknya gitu," ujarnya.

Baca juga: Kasus Pembacokan yang Tewaskan 3 Warga di Kediri, Polisi: Pelaku Belum Mau Menjawab Apa-apa

 

Diduga depresi karena dikeluarkan dari pekerjaannya

.FREEPIK .
Sementara itu Indun, kerabat korban mengatakan ibu kandung Riyanto belum bisa dimintai keterangan karena masih dirawat karena luka bacok.

"Paginya terlihat cek cok dengan ibunya. Kemudian siang hari ada kejadian itu. Bapak dan ibunya serta adik dan iparnya juga dibacok," jelasnya.

Ia juga menyebut jika Riyanto dikenal pendiam, namun ada dugaan ia depresi karena akumulasi dari permasalahannya.

"Kalau orangnya (Riyanto) sebenarnya pendiam, sudah menikah namun belum dikaruniai anak. Mungkin saat kejadian lagi depresi," ungkap Indun.

Baca juga: Balita di Kediri Dikabarkan Jadi Korban Penculikan, Ternyata Ketiduran Saat Sembunyi

Sementara itu Aris, perangkat Desa Pojok menduga pelaku mengamuk karena dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan.

Alibatnya ia depresi dan melampiaskan kemarahannya dengan membacok orangtua dan tetangganya.

Saat ini empat orang korban pembacokan masih dirawat di RS Surya Melati.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri AKP Rizkika Atmada Putra mengatakan, untuk memastikan keadaan psikisnya, pihaknya berencana memeriksakan kejiwaan R.

"Kita masih konsulkan sekarang," ujar Rizkika.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: M Agus Fauzul Hakim | Editor : Andi Hartik, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati), Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com