SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.367 anak di Kota Semarang, Jawa Tengah tercatat mengalami stunting akibat kekurangan gizi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2021, dari 44.058 balita di Kota Semarang, 3,1 persen diantaranya menderita stunting.
Jumlah anak penderita stunting tersebut tersebar di 153 kelurahan di Kota Semarang.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Kemenkominfo Kampanyekan “4 Terlalu”
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) menyebut penyebab anak mengalami stunting karena faktor ekonomi dan edukasi terkait gizi.
"Sebagian besar karena alasan ekonomi dan ada orangtua yang tidak paham soal gizi. Jadi makan enak belum tentu bergizi," kata Hendi saat konferensi pers Rencana Aksi Nasional percepatan penurunan stunting, Selasa (1/3/2022).
Untuk itu, pihaknya berkomitmen melakukan percepatan penurunan stunting di wilayahnya dengan membentuk tim di setiap kelurahan.
"Kita membagikan makanan gizi sehari 3 kali selama 3 bulan dan pemberian susu termasuk vitamin lewat program Dinkes. Kalau angkanya hari ini sangat menakutkan tapi saya yakin tahun depan sudah bisa turun sangat drastis," ujarnya.
Hendi telah menyiapkan anggaran untuk penanganan stunting sebesar Rp 6,7 miliar di 2022.
"Ada Rp 3 miliar di DKK Kota Semarang untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) atau dapur sehat. Dan Rp 3,7 miliar di Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang untuk pembelian susu. Ada juga anggaran turunan Ngincengi Wong Meteng per kelurahan ada ASN yang memantau dan lakukan edukasi," ungkapnya.
Baca juga: Sering Dianggap Kondisi yang Sama, Ketahui Perbedaan Pendek dan Stunting pada Anak
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pada 2019 prevalensi stunting Indonesia tercatat sebesar 27,67 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.