Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Jimpitan, Berawal dari Budaya Gotong Royong Masyarakat pada Masa Penjajahan Belanda

Kompas.com - 16/02/2022, 13:47 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Tradisi jimpitan merupakan sebuah kegiatan dalam kelompok masyarakat untuk mengumpulkan uang atau beras secara rutin.

Nama tradisi ini berasal dari Bahasa jawa yaitu "jimpit" yang artinya mengambil sesuatu dengan ujung telunjuk dan ibu jari sehingga jumlah yang diambil sedikit.

Baca juga: Kisah Pemuda di Magetan Ubah Kampung Menjadi Warna-warni dengan Modal Jimpitan

Istilah jimpitan ditemukan di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Yogyakarta semetara di Jawa Barat dikenal dengan sebutan beas perelek.

Sejarah Tradisi Jimpitan

Melansir laman revolusimental.go.id, akar sejarah tradisi Jimpitan diperkirakan berkembang di antara masyarakat pedesaan sejak zaman penjajahan Belanda.

Baca juga: Jimpitan Covid-19, Cara Warga Bertahan secara Ekonomi di Era Pandemi

Kegiatan ini menjadi simbol solidaritas dan ketangguhan warga dalam menghadapi kesulitan ekonomi pada saat itu.

Pada zaman dahulu jimpitan dilakukan dengan mengumpulkan bahan makanan pokok untuk menjaga stok pangan.

Baca juga: Jelang Pergantian Tahun, Puan Serukan Gotong Royong Hadapi Pandemi

Tata Cara Tradisi Jimpitan

Seiring berjalannya waktu, di beberapa tempat beras kemudian diganti dengan uang yang lebih mudah untuk disimpan.

Sesuai asal katanya, jumlah uang atau beras yang diberikan ketika jimpitan tidaklah banyak, seperti satu gelas beras ataupun uang koin Rp 500.

Waktu pengambilan jimpitan ditentukan bersama sesuai kesepakatan lingkungan di level Rukun Tetangga (RT) dan dilakukan secara kontinyu.

Biasanya beras atau uang jimpitan akan dikumpulkan oleh petugas ronda pada malam hari.

Beras dan uang yang dikumpulkan akan dikelola sebagai tabungan sosial untuk kepentingan bersama.

Penggunaan dan pengelolaannya akan dimusyawarahkan, dan biasanya digunakan untuk kegiatan warga maupun pembangunan fasilitas desa.

Terkadang sebagai balas jasa kepada para peronda, sebagian uang atau beras yang dikumpulkan dibagikan kepada warga yang kurang mampu.

Tradisi Jimpitan di Masa Pandemi

Nilai gotong royong dalam tradisi jimpitan dinilai masih relevan sampai saat ini sehingga dirasa perlu untuk terus dilestarikan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah meminta kepada masyarakat untuk menghidupkan kembali tradisi jimpitan sebagai lumbung pangan di masa pandemi.

Dengan begitu, masyarakat bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan ekonomi selama pandemi Covid-19 tanpa harus bergantung dengan bantuan pemerintah pusat.

"Mulai hidupkan lagi jimpitan, yang muslim zakat infak dan sedekahnya bisa dioptimalkan. Tanami lahan-lahan kosong dengan tanaman kebutuhan pokok sehari-hari. Kalau itu bisa dilakukan, maka daya tahan kita akan kuatkan lewat desa," kata Ganjar di Semarang, Kamis (2/4/2020).

Kearifan lokal ini dinilai bisa meningkatkan resiliensi dengan memanfaatkan kultur komunal dalam menghadapi pagebluk yang belum berakhir.

Sumber:
revolusimental.go.id 
indonesia.go.id 
kagama.id 
regional.kompas.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com