Saat ini, kata Iqbal, puluhan warga tersebut masih diamankan, termasuk satu orang berinisial MS yang mengunggah dan menyebar foto-foto kegiatan Polres Purworejo di lokasi dengan narasi bersifat provokatif ke media sosial.
"Hasil interogasi, yang bersangkutan mengakui perbuatannya. Tapi kami masih lakukan pendalaman lagi, termasuk dengan 23 orang lainnya," ungkapnya.
Baca juga: 23 Warga Ditangkap Polisi Saat Pengukuran Lahan di Desa Wadas, Dituding Bawa Senjata Tajam
Siswanto (30), warga Desa Wadas, membantah pernyataan polisi yang menyebut diduga mereka hendak bertindak merusuh, dan ada barang bukti sejumlah senjata tajam yang dibawa.
Kata Siswanto, alat-alat itu merupakan peralatan milik warga yang biasa dipakai untuk bertani di ladang dan membuat kerajinan bambu.
"Kami biasa bekerja di ladang memakai alat-alat itu, seperti arit, bendo, pisau dan sebagainya. Saat ratusan polisi merangsek ke Wadas, ada warga yang sedang mengayam besek (kerajinan bambu) pakai pisau. Langsung dibawa polisi," kata Siswanto warga Desa Wadas kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa malam.
Menurutnya, bukan 23 warga yang ditangkap aparat, tapi jumlahnya mencapai 60 orang yang saat ini masih berada di kantor Polsek Bener.
Baca juga: Warga Desa Wadas Bantah Hendak Merusuh, Sajam yang Disita Polisi Disebut Alat Bertani
Masih kata Siswanto, warga tidak ada yang berani keluar rumah karena petugas masih berjaga dengan senjata lengkap.
Aparat gabungan tersebut, berdasarkan informasi masih akan berjaga di lokasi selama proses pengukuran tanah mulai 8-10 Februari 2022.
"Masih banyak polisi dan tentara di sini, mereka berjaga, senjata lengkap. Ada Brimob juga, pakai tameng-tameng. Warga enggak berani keluar rumah," ujarnya, Selasa malam.
Baca juga: Warga Wadas: Banyak Polisi dan Tentara di Sini, Mereka Senjata Lengkap, Ada Brimob Juga
Terkait dengan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada warga Desa Wadas untuk tidak perlu takut. Sebab, saat ini tim hanya melakukan pengukuran.
"Ini hanya pengukuran saja kok jadi tidak perlu ada yang ditakuti," kata Ganjar di kantornya, Selasa.
Ganjar memastikan proses pengukuran lahan milik warga yang dikawal ratusan polisi itu dilakukan tanpa ada kekerasan.
"Jadi jangan khawatir, ada niatan baik, tidak ada kekerasan. Siapapun tolong letakkan pada pondasi yang sama. Temen-temen mau ngukur, sehingga nantinya soft-lah semuanya," jelasnya.
Baca juga: Ganjar Minta Warga Wadas Tak Perlu Takut soal Pengukuran Lahan Desa untuk Proyek Bendungan Bener
(Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Robetus Belarminus, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.