Dua orang tersebut adalah Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Tak hanya masyarakat, tradisi Rajaban juga dilakukan oleh pihak Keraton Kasepuhan Cirebon.
Selain ziarah makam, dalam tradisi Rajaban ini juga ada prosesi pembagian nasi bogana, yaitu nasi yang dilengkapi lauk pauk seperti kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, hingga bumbu kuning.
Baca juga: 5 Tradisi Isra Miraj di Indonesia, Ada Kirab Gunungan Buah
Tradisi Ambengan ini banyak dilaksanakan di beberapa daerah, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ambengan adalah tradisi makan bersama untuk memperingati hari besar Islam, salah satunya Isra Miraj.
Ambengan berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu ambeng, yang berarti wadah dengan ukuran tanggung.
Ambeng ini digunakan untuk meletakkan nasi dan lauk berupa mie goreng, ayam, telur, serundeng, kentang dan sebagainya.
Biasanya, masyarakat akan membawa ambengan ini ke masjid atau mushala usai shalat magrib.
Kemudian kiai setempat akan memimpin doa, lalu dilanjutkan dengan makan bersama.
Baca juga: 3 Tradisi Unik Perayaan Isra Miraj di Indonesia
Tradisi membaca dari awal hingga akhir (khatam) Kitab Arjo biasa dilakukan masyarakat di Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah.
Kitab Arjo merupakan kitab berbahasa Jawa yang ditulis dengan Arab Pegon oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi.
Kitab ini berisi tentang kisah perjalanan Nabi Muhammad saat Isra Miraj.
Khataman Kitab Arjo biasanya dimulai pukul 20.00 WIB, dengan didahului membaca tahlil.
Hajad Dalem Yasa Peksi Burak adalah tradisi peringatan Isra Miraj dilingkungan Keraton Yogyakarta.
Melansir laman resmi Keraton Yogyakarta, Yasa beraarti membuat atau mengadakan. Peksi berarti burung. Lalu Burak berarti Buraq atau kendaraan Nabi Muhammad saat Isra Miraj.
Tradisi Yasa Peksi Burak ini diawali dengan membuat Peksi Burak, yaitu berupa pohon buah dan empat pohon bunga.