Saat menjadi saksi di pengadilan Australia, Gabriel Mboiek, kata Ferdi, sempat menceritakan, saat kejadian tumpahan minyak Montara dan mengalir sampai ke lokasi budi daya rumput laut di Rote Ndao.
Bau minyaknya sangat menyengat ketika tali rumput laut diangkat.
"Ia merasa gatal di tubuhnya, dan tidak hanya satu petani rumput laut saja, tetapi juga hampir semua petani rumput laut di NTT," kata Ferdi.
Baca juga: Korban Bencana di NTT dan NTB Bakal Punya Rumah Baru Maret 2022
Ferdi yang sempat meninjau langsung kondisi petani rumput laut yang terkena dampak itu, mengaku bahwa para petani rumput laut menunjukkan ruam dan bekas luka mengerikan di lengan dan bagian tubuh lainnya.
Para petani rumput laut itu tak mengetahui dari mana asal dari minyak yang mengalir ke daerah mereka.
"Mereka juga tak mengetahui minyak yang tumpah itu berbahaya atau tidak," ungkap Ferdi.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 28 Januari 2022
Lebih lanjut, kata Ferdi, selain kedua saksi kunci itu, ada sekitar 100 lebih petani rumput laut yang meninggal dunia selama menunggu kepastian hukum akan kasus itu.
"Pastinya ada ratusan petani rumput laut yang meninggal dunia menunggu kepastian keadilan kasus itu. Agustus tahun ini adalah tahun ke-13 di mana proses tuntutan masih terus dilakukan oleh para petani rumput laut dan nelayan di sejumlah daerah di NTT yang terkena dampak," kata Ferdi.
Meski begitu, Ferdi akan tetap berjuang untuk menyuarakan ketidakadilan tersebut kepada Pemerintah Australia dan juga kepada perusahaan yang mengakibatkan tumpahan minyak itu terjadi.
"Kita ingin ada keadilan untuk para petani rumput laut di NTT," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.