KUPANG, KOMPAS.com - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Agusthina Rosphita mengatakan, terhitung sejak 1 Januari hingga 27 Januari 2022, tercatat sudah ada 723 kasus, empat di antaranya meninggal dunia.
"Kalau pekan lalu, angkanya masih 449 kasus dan dua orang meninggal. Tapi data terbaru yang dihitung mulai 1-27 Januari 2022, angkanya telah mencapai 723 kasus dan empat orang meninggal," ujar Agusthina kepada Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: DBD di Jatim Capai 977 Kasus, 17 di Antaranya Meninggal Dunia
Dia menyebut, empat warga yang meninggal akibat DBD itu berasal dari Kota Kupang, Sikka, Ngada dan Nagekeo.
Agusthina menuturkan, jumlah penderita demam berdarah terbanyak berasal dari Kabupaten Manggarai Barat, yakni 148 kasus. Disusul oleh Kota Kupang sebanyak 147 kasus, Kabupaten Sikka sebanyak 97 kasus, Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 64 kasus dan Kabupaten Lembata sebanyak 56 kasus.
Kemudian ada Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan 28 kasus, Kabupaten Sabu Raijua dengan 26 kasus, Kabupaten Belu dengan 24 kasus, Kabupaten Sumba Timur dengan 21 kasus, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Nagekeo masing-masing 20 kasus.
Selain itu, di Kabupaten Sumba Barat ada 17 kasus, Kabupaten Timor Tengah Utara ada 15 kasus, Kabupaten Manggarai ada 13 kasus, Kabupaten Malaka dan Kabupaten Ngada masing-masing ada sembilan kasus, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Ende masing-masing ada empat kasus dan Kabupaten Sumba Tengah satu kasus.
Baca juga: Balita di Sikka NTT Meninggal karena DBD, Sempat Menderita Panas
Agusthina menyebut, di wilayah NTT hingga saat ini hanya tiga wilayah yang belum ada kasus demam berdarah, yakni Kabupaten Rote Ndao, Alor dan Manggarai Timur.
Menurut Agusthina, kenaikan signifikan terjadi di beberapa wilayah. Di Kota Kupang yang sebelumnya ada 75 kasus, naik menjadi 147 kasus. Di Kabupaten Sikka juga naik dari 40 kasus menjadi 97 kasus dan di Kabupaten Nagekeo naik dari empat kasus menjadi 20 kasus.