SAMARINDA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 Kelompok Tani di Desa Bendang Raya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) siap mengembangkan konsep pertanian dan perternakan terintegrasi dalam satu kawasan.
Ada 1.100 ekor sapi siap diternak dalam dalam satu kawasan seluas 220 hektar dengan pengembangan pertanian jagung dan singkong.
"Satu kelompok tani ada 12 anggota. Satu kelompok ternak 50 ekor (sapi), singkong 5 hektar, jagung 3 hektar, tanaman rumput gajah 2 hektar. Setiap kelompok kelola 10 hektar. Total ada 220 hektar untuk 22 kelompok dengan jumlah sapi 1.100 ekor," ungkap Ketua Koperasi Produsen Ternak Berkah Selama Jaya Kaltim, Suparlan saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (28/12/2021).
Baca juga: Ibu Kota Negara Baru Dipimpin Kepala Otorita, Dipilih Langsung Presiden
Suparlan menerangkan dalam satu areal pertanian ini akan tersedia pakan sapi yang memadai.
Hasil dari singkong dan jagung bisa diolah jadi bahan makanan, sementara kotoran ternak dimanfaatkan pupuk.
"Jagung dan singkong, batangnya untuk untuk pakan ternak. Begitulah sebaliknya, putaran ekosisten dalam bisnis ini menarik. Target program ini kita fokus ke penggemukan (sapi) selama 3 bulan panen," kata dia.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, Munawwar mengatakan konsep peternakan yang dikembangkan kelompok tani di Desa Bendang Raya adalah integrated farming system (IFS).
"Di Kaltim ada 83 kelompok tani dengan jumlah 1.500 anggota siap memulai konsep serupa untuk persiapan suplai daging ke Ibu Kota Negara (IKN) baru," ungkap Munawwar.
Tak hanya IKN, ketersediaan daging di Kaltim secara umum pun masih minim. Sebab, dari 650.000 ton konsumsi pertahun, kontrubusi Kaltim hanya 23 persen.
"Makanya kami dorong agar ketersediaan daging kita surplus biar enggak bergantung dari provinsi lain. Apalagi IKN mau pindah ke Kaltim," terang dia.