Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Diguncang Gempa M 7,4, Ada yang Tiarap, Lainnya Panik Lihat Air Laut Pasang Surut dengan Cepat

Kompas.com - 14/12/2021, 16:59 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com -  Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12/2021).

Gempa dirasakan di sejumlah daerah, salah satunya di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Aduh, Air Naik, Kemudian Turun Tiba-tiba, ya Allah Saya Gemetar

Alinda, warga Kampung Hone, Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, mengatakan, warga panik saat gempa terjadi.

Baca juga: Cerita Petugas Dishub Manggarai Timur Saat Gempa M 7,4 Guncang NTT: Saya sampai Tiarap di Tanah

Mereka berhamburan lari ke luar rumah menuju tempat yang lebih tinggi.

Baca juga: Kondisi NTT Saat Ini Pasca-gempa Magnitudo 7,4

Sebab, warga melihat air laut mengalami pasang surut dalam waktu yang cepat.

“Aduh kasian, dia naik air, kemudian dia turun tiba-tiba. Ya Allah saya gemetar. Dia cepat sekali dia naik air,” kata Alinda, Selasa (14/12/2021).

Sampai tiarap

 

Warga asal Manggarai Timur, NTT, Mansi Dagos juga merasakan kepanikan saat gempa mengguncang wilayahnya. 

Mansi yang juga petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Timur ini mengatakan, saat gempa terjadi, dia sedang duduk di sepeda motornya.

Kemudian dia merasakan seperti ada yang mendorong motornya.

"Tiba-tiba warga keluar rumah dan berteriak gempa, gempa," kata Mansi, Selasa.

Karena panik, Mansi pun langsung tiarap di tanah.

 

"Saya sampai tiarap di tanah sebab saya terkejut dengan getaran gempa tersebut," ujarnya.

Hal senada disampaikan Itok Aman, warga Kota Borong, Manggarai Timur.

Dia bersama rekannya berteriak meminta warga untuk keluar rumah saat gempa terjadi. 

"Oe gempa, oe gempa, Akhirnya warga yang sedang berkumpul di dalam rumah keluar semuanya," kata Itok.

Warga Maumere dan Ende juga merasakan guncangan.

Esty, warga Maumere, Kabupaten Sikka, mengatakan, saat terjadi gempa, semua warga lari mencari perlindungan ke tempat yang tinggi karena air laut naik.

Esty mengaku tidak tahu kondisi anak-anaknya yang ada di rumah. Sebab, saat gempa terjadi, dia sedang berada di kantor.

"Saya sekarang lagi di kantor, mau pulang ke rumah, tapi jalan macet akibat semua warga lari mengungsi. Saya juga tidak tahu kondisi anak-anak saya yang sedang berada di rumah," ujarnya.

(Penulis : Markus Makur Sigiranus, Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati, Teuku Muhammad Valdy Arief, Candra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com