Di rumah, Joko merasa mual dan muntah.
"Jam 11 di rumah mual-mual, muntah dua kali. Saya minum vitamin C lalu saya buat tidur sampai istri saya pulang," katanya.
Pada malam harinya, penglihatan Joko kabur. Saat itu dirinya mengira sedang mengantuk.
Keesokan harinya, Sabtu, 4 September 2021), saat bangun tidur, matanya sudah tidak bisa melihat lagi.
"Jam 10 malam mainan HP kok (penglihatan) kabur. Saya kira ngantuk, padahal tidak pernah tidur jam segitu. Terus besoknya gelap gulita," kata Joko yang didampingi oleh istrinya, Titik Andayani.
Baca juga: Pengeroyokan Remaja di Malang, 4 Pelaku Ditangkap, 1 Orang Masih di Bawah Umur
Joko melaporkan kondisinya kepada Ketua RW setempat.
Pada hari itu juga, Joko dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Refa Husada.
Kemudian, dia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk menjalani perawatan.
Joko mengaku tiga hari tidak bisa melihat sama sekali. Setelah menjalani perawatan, dia bisa melihat kembali, tapi masih abu-abu.
Saat ini, Joko sudah bisa melihat lagi. Tapi, warna yang tertangkap oleh matanya masih hitam dan putih saja.
"Yang tidak bisa melihat dua mata. Sekarang yang paling bagus (penglihatannya) yang kiri. Kalau yang kanan agak lambat," katanya.
"Sekarang sudah agak normal (penglihatan), tapi warnanya belum kembali," jelasnya.
Baca juga: Saksi Dugaan Pengaturan Skor Liga 3 Jatim Diduga Jadi Korban Tabrak Lari di Malang
Menyusul kejadian itu, Pemerintah Kota Malang turun tangan.
Dinas kesehatan masih melakukan pemeriksaan dan belum memastikan apakah kebutaan itu akibat efek dari vaksinasi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Masih dalam pemeriksaan dan kondisi yang bersangkutan sekarang sudah lebih baik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif melalui pesan singkat, Kamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.