Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Balita Alfarizi Alami Gangguan Pendengaran, Tak Mampu Beli Alat Bantu Dengar hingga Pemkot Turun Tangan

Kompas.com - 02/12/2021, 10:59 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang balita di Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur, bernama Muhammad Alfarizi (2) didiagnosis mengalami gangguan pendengaran.

Hasil pemeriksaan rumah sakit (RS) menyatakan, balita tersebut harus menggunakan alat bantu dengar.

Namun, karena harga alat bantu dengar cukup mahal, pihak keluarga tidak sanggup untuk membeli.

Apalagi, sang balita kini harus diasuh oleh sang nenek karena ibundanya sudah meninggal beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Jatim Capai 2.526 Orang, Surabaya Tertinggi dengan 323 Kasus

Berikan bantuan alat pendengaran

Camat Simokerto Kota Surabaya, Deddy Sjahrial Kusuma mengatakan, pihaknya sudah melakukan outreach (pelayanan luar panti) ke rumah balita itu.

Ia bersama pihak kelurahan dan puskesmas juga turut serta mengantar balita dan neneknya ke RSUD dr Soewandhie untuk dilakukan pemeriksaan intensif.

"Besok kembali lagi ke rumah sakit untuk dilakukan pengukuran alat bantu dengar. Nanti, setelah itu tiga minggu alatnya datang, karena harus pesan dulu dari Jakarta," kata Deddy dikonfirmasi, Kamis (2/12/2021).

Ia memastikan, Dinas Kesehatan Kota Surabaya sudah memberikan intervensi kepada balita tersebut berupa bantuan alat dengar.

Selain itu, intervensi berupa bantuan bahan makanan juga sudah diusulkan ke Dinas Sosial.

"Untuk permakanan juga sudah dibantu. Kemudian terkait bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) juga sudah diurus oleh Dinas Sosial," ucap Deddy.

Baca juga: 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo di Surabaya Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Masuk KK nenek

Deddy menyebutkan, balita tersebut kini tercatat ke dalam Kartu Keluarga (KK) Sulikah atau sang nenek di alamat RT 12 RW 05, Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto.

Sedangkan alamat ayah dari balita itu, masih berada di Perak.

"Nah, balita ini sudah masuk ke KK neneknya. Ini dulu memang rencana mau dipindah ke alamat Simolawang, tapi kemudian belum sampai ibunda si balita meninggal," ujar dia.

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Surabaya Naik, Armuji Siapkan Operasi Pasar di 31 Kecamatan

 

Untuk itu, ia juga melakukan intervensi terkait administrasi kependudukan balita tersebut supaya langkah ke depannya lebih mudah dilakukan.

"Kita juga bantu urus KK-nya, saya minta ayahnya agar pindah alamat dari Perak ke Simolawang. Karena kalau di Simolawang rumah sendiri, peninggalan orang tua," ujar dia.

Baca juga: Orangtua Tak Bisa Bayar Tagihan Pengobatan Bayinya Senilai Rp 20 Juta, Pemkot Surabaya Turun Tangan

Alami keterlambatan bicara

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Puskesmas Simolawang, Kecamatan Simokerto Kota Surabaya, dr. Dwi Sapta Edy Purnama menjelaskan, balita tersebut sebelumnya pernah diperiksa di Puskesmas pada 20 Agustus 2021.

"Setelah diperiksa kok ada keterlambatan bicara dan gangguan pendengaran, lalu kami beri rujukan ke rumah sakit RSUD dr Soewandhie," kata Edy, sapaan akrabnya.

Namun, kata Edy, sang nenek ingin agar cucunya dirujuk saja ke rumah sakit Al-Irsyad Surabaya agar lebih dekat dari rumah.

Seiring berjalannya waktu, sang nenek juga sempat memeriksakan cucunya itu ke rumah sakit swasta dan dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di kawasan Bronggalan.

"Jadi saat bulan Agustus itu memang neneknya yang minta agar cucunya dirujuk ke RS Al-Irsyad. Meski bekerj asama dengan BPJS, tapi kan bukan rumah sakit milik pemkot, akhirnya pemkot tidak bisa intervensi lebih lanjut sampai muncul di medsos itu," ujar dia.

Baca juga: Daftar Lengkap UMK 38 Kabupaten Kota di Jatim 2022, Surabaya Tertinggi, Sampang Terendah

Sudah disarankan ke RS

Kader Kesehatan Posyandu RW 5 Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto Surabaya, Linda Jaljaliyuta mengaku turut serta mengantar sang nenek saat melakukan pemeriksaan cucunya ke Puskesmas Simolawang pada bulan Agustus 2021.

"Sekitar bulan Agustus saya ikut mengantar nenek untuk memeriksakan cucunya. Kemudian puskesmas menyarankan dirujuk ke RSUD Soewandhie, tapi neneknya tidak mau karena jauh nanti tidak ada yang antar," kata Linda.

Meski demikian, Linda mengaku bahwa sejak usia Alfarizi 9 bulan, kader kesehatan telah beberapa kali menyarankan keluarga agar balita itu diperiksakan ke puskesmas atau rumah sakit, namun baru terlaksana pada Agustus 2021.

"Sudah dari awal kader kesehatan menyarankan, mulai umur balita itu masih 9 bulan sudah menyarankan keluarga ke puskesmas atau RSUD dr Soewandhie," katanya.

Ketika dilakukan pemeriksaan pada Agustus 2021, pihak Puskesmas Simolawang juga menyarankan agar dirujuk ke RSUD dr Soewandhie.

"Awal-awal dulu neneknya tidak mau dirujuk, karena alasannya tidak ada yang anterin. Tapi kita dorong terus, dan akhirnya tadi mau untuk dirujuk ke RSUD Soewandhie," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Polisi Tangkap Pria yang Cabuli Anak di Bawah Umur di Toilet Sekolah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com