SEMARANG, KOMPAS.com - Ada yang berbeda ketika memasuki gang sempit di perkampungan Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tidak seperti hari-hari biasa, suasana malam di kampung yang terkenal dengan olahan daging kambing ini tampak begitu ramai.
Sebagian warga tampak menata meja-meja dengan rapi di depan rumah mereka.
Baca juga: Dibuka Minggu, Galeri Seni Karya Frank Gehry Dilapisi 11.000 Panel Baja Anti-karat
Meja itu dipakai untuk berjualan beraneka gorengan dan minuman hangat seperti teh, kopi ataupun wedang roti.
Sementara itu, ada yang menarik perhatian saat melewati bangunan bekas rumah pemotongan hewan (RPH).
Bangunan RPH yang sudah berhenti beroperasi ini rupanya telah disulap menjadi galeri seni.
Memasuki ruangan, anak-anak tampak asyik melihat cetakan foto-foto yang dipajang di sebuah gerobak.
Foto yang dipamerkan itu adalah rekam jejak cerita kegiatan warga di masa lalu.
Baca juga: Khofifah: Saya Optimistis Museum dan Galeri Seni SBY-ANI Dongkrak Perekonomian Pacitan
Di sisi kanan tembok bangunan, terdapat coretan mural bercerita tentang kelindan warga dengan urusan bisnis kambing.
Di ujung lorong jalan di gang itu, juga terdengar hiruk pikuk pengunjung yang membaur dengan warga sekitar di sisi depan panggung.
Mereka tampak tak sabar menunggu pertunjukan musik yang hendak dibawakan oleh sejumlah grup penampil.
Dikemas dengan tema 'Ingatan Bersama', acara ini menghadirkan beberapa seniman divantaranya Dialektika, Bhakta Murti, Wol, Pohon Sardjono, Scaregrind, Udnlar, Hananingsih Widhiasri, Achmad Chadziqurrochman, Pekakota, Hysteria ArtLab, Ikatan Remaja Bustaman, Mbah Karjono Kemijen dan Bukit Buku Bazaar.
Kurator pameran Tommy Ari Wibowo mengatakan tema Ingatan Bersama dipilih untuk mengingat kembali aktivitas yang ada di kampung maupun kisah kisah yang membuat mereka satu komunitas.
"Cerita yang dekat dengan warga sekurang-kurangnya 8 tahunan terakhir ini kami rasa penting untuk digunakan sebagai lem kesetiakawanan sosial di warga," kata Tommy di Kampung Bustaman, Minggu (28/11/2021).
Baca juga: Kisah Pacitan, Galeri Seni dan Memori Cinta SBY-Ani
Tommy sengaja mengaktifkan kembali ruang publik yang sering digunakan bersama warga kampung terutama bangunan bekas RPH Bustaman.
"Setelah bertahun difungsikan sebagai penjagalan kambing, tahun 2014 RPH ini berhenti beroperasi. Panitia memanfaatkan gedung yang wingit dan angker ini menyulapnya menjadi galeri seni," ujarnya.
Tommy juga memberi kesempatan pada warga untuk memilah dan memilih barang yang akan ditampilkan dalam pameran.
Ketua RW III, M Ashar menyambut baik acara ini karena mengingatkan kembali relasi warga Kampung Bustaman dengan kelompok seni Kolektif Hysteria yang dimulai sejak 2012 akhir.
"Kita bisa mengingat dan merenungkan apa yang sudah berubah beberapa tahun belakangan ini," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.