Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Ibu Kerap Dihina, Pemuda di Bantul Bacok Sepupunya Sendiri

Kompas.com - 24/11/2021, 21:03 WIB
Markus Yuwono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi meringkus dua remaja IS (19) dan EF (19) karena mengeroyok sepupunya UAP (20) di Jalan Wates, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (22/11/2021).

Pengeroyokan dipicu karena kedua pelaku tak terima sang ibu kerap dihina oleh orangtua UAP.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan menyampaikan, kasus ini berawal saat UAP melintas di Jalan Wates Kilometer 13.

Baca juga: Hendak Bacok Seorang Nenek, Petani di Kupang Tewas Dikeroyok Warga

Korban yang telah dibuntuti oleh IS dan EF, warga Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu kemudian dikeroyok.

Akibatnya, UAP mengalami luka bacok pada tubuh dan jarinya karena sabetan bendo.

"Antara korban dan pelaku masih sepupu. Jadi bapaknya korban memiliki adik yakni ibu pelaku. Motifnya dendam keluarga," kata Ihsan di Mapolres Bantul, Rabu (24/11/2021)

Dendam keluarga inilah yang membuat IS nekat membacok UAP, saudaranya sendiri.

"Modus membuntuti korban kemudian pada saat lengah mengayunkan sajam jenis bendo ke tubuh korban tiga sampai empat kali. Pelaku dibonceng, jadi satu eksekutor dan satu joki," kata Ihsan.

Sebelum melakukan aksinya, IS mengaku telah mengonsumsi obat keras jenis alprazolam.

"Tadi sudah dites urine, kita masih tunggu hasil (laboratorium)," kata Ihsan.

Baca juga: Video Viral Pria di Bandung Dikeroyok Sekelompok Orang Diduga Geng Motor

Kedua pelaku dijerat Pasal 170 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman penjara tujuh tahun.

Di hadapan polisi, IS mengaku menganiaya UAP karena dendam sang ibu kerap dihina. 

"Saya melakukan itu karena ada dendam keluarga, karena ibu saya pernah disakiti, jadi saya membela," ucap IS.

IS berdalih pengeroyokan terhadap sepupunya terjadi secara spontan.

"Tiba-tiba sliringan (berpapasan) sama korban. Nah, saya kejar, tapi saya ambil itu dulu (sajam) di tempat teman," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com