KULON PROGO, KOMPAS.com – Sekitar 340 kepala keluarga di tiga pedukuhan di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hidup dalam gelap gulita.
Pasalnya, jaringan listrik putus akibat terkena tanah longsor di Jalan Kutogiri-Gunungkelir yang terjadi pada Senin (15/11/2021).
Selain kesulitan listrik, aktivitas utama warga sekitar terganggu antara Kalurahan Jatimulyo, Girimulyo dan Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih.
Termasuk aktivitas menuju beberapa tempat wisata alam Jatimulyo.
“(Listrik) hanya bisa kembali menyala bila togor (tiang listrik) kembali berdiri,” kata Dukuh (kepala dusun) Kembang, Sarija melalui sambungan selular, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Listrik Padam, Ibu di Blora Melahirkan dengan Bantuan Cahaya HP
Tanah longsor terjadi Senin kemarin sekitar pukul 12.00 WIB. Lokasi kejadian berada jalan kabupaten yang berada di bawah tebing di dataran tinggi Bukit Menoreh.
Material tanah jatuh dari ketinggian 10 meter dan menutup hingga panjang 50 meter jalan dengan ketebalan sekitar 3 meter dan lebar 6 meter.
Selain mengganggu aktivitas warga, material longsor juga memutus jaringan listrik di wilayah setempat.
Akibatnya, sejak Senin petang, jaringan listrik di sebagian Pedukuhan Kembang padam.
“Satu RW blackout di mana di sana hidup 40 KK dari 240 KK yang ada,” kata Sarija.
Sarija mengatakan, putusnya aliran listrik ini berdampak pada 300 KK di Pedukuhan Pringtali dan Sumberejo.
“Satu RW Kembang dan dua pedukuhan, kalau dihitung ada seribuan orang (mengalami blackout),” katanya.
Baca juga: Listrik Padam di Riau, gara-gara Komponen di 11 Gardu Dicuri
Listrik begitu penting bagi warga. Mereka yang jauh dari kota mengandalkan listrik untuk menyimpan makanan dan usaha.
Selain itu, kegiatan belajar mengajar anak secara daring tentu membutuhkan sinyal dan listrik yang stabil.
“Kami mengharapkan semua pihak membantu agar segera selesai jalan tertutup. Dengan begitu, listrik bisa segera menyala kembali, sekolah lancar, ekonomi berjalan baik kembali,” kata Sarija.
Saat ini, kata Sarija, warga masih berjibaku membersihkan material longsor.
“Langkah kami, yakni membersihkan longsoran utama. Setelah selesai, togor akan berdiri dan bisa hidup,” kata Sarija.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Agus Satyo Nahrowi mengungkapkan, perlu alat berat yang lebih besar untuk mengatasi longsor tersebut.
Oleh karena itu, BPBD Kulon Progo masih berkoordinasi beberapa pihak lain untuk mendatangkan alat itu.
“Mereka terisolasi, petengan (hidup dalam gelap), dan elektronik tidak bisa dipakai,” kata Joko.
Warga tetap gotong royong ikut membantu membuka akses sembari menunggu kedatangan alat Weloader atau traktor pengeruk untuk menyingkirkan material tanah.
“Kami ada alat weloder. Dengan alat kecil seperti yang kita punya ini bisa sampai satu Minggu baru selesai,” kata Joko.
Joko saat ini memprioritaskan aliran listrik segera pulih saat ini. Karena itu, warga diarahkan membuka lokasi di mana tiang listrik roboh.
Setelah lokasi tiang terbuka, maka PLN bisa segera menangani padamnya aliran listrik ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.