Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu di Bali Capai 34 Derajat Celsius, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 22/10/2021, 15:27 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu di Bali cukup panas yakni mencapai 30-34 derajat celsius.

Prakirawati BBMKG Wilayah III Badung Kadek Setiya Wati mengatakan, warga yang sedang berada di Pulau Dewata diimbau menjaga stamina termasuk kesehatan kulit.

"Perlu menjaga kesehatan dan stamina sehingga tidak terjadi dehidrasi dan iritasi kulit. Banyak minum dan makan buah segar sangat dianjurkan, termasuk memakai tabir surya sehingga tidak terpapar langsung sinar matahari yang berlebih," kata Setiya Wati saat dihubungi, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Polemik Dana Bansos Rp 450 Miliar, Pemprov Bali: Tak Sepeser Pun Masuk ke Kas Daerah

Berlangsung 3 hari ke depan

Seorang perempuan menggunakan tangannya untuk menahan sinar matahari agar tidak kepanasan di siang hari yang terikSHUTTERSTOCK Seorang perempuan menggunakan tangannya untuk menahan sinar matahari agar tidak kepanasan di siang hari yang terik

Setiya Wati menyebutkan, berdasarkan data historis, pada periode Oktober-November, suhu udara maksimum rata-rata di Bali umumnya berada pada rentang 31-33°C.

Sejumlah warga di Bali tampak mengeluhkan cuaca panas dan gerah.

Ia memperkirakan cuaca panas dan gerah ini akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

"Wilayah perkotaan umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan. Sementara, catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Bali berada pada kisaran 58 persen - 94 persen yang termasuk berkelembapan tinggi," kata dia.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 21 Oktober 2021

 

Ilustrasi cuaca panasshutterstock Ilustrasi cuaca panas
Penyebab

Ia menjelaskan, ada dua sebab cuaca menjadi lebih panas dibanding hari biasanya.

Pertama, lantaran posisi semu tahunan matahari berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) pada Oktober.

Akibatnya, daerah yang terletak di sebelah selatan ekuator akan mendapatkan intensitas penyinaran matahari yang tinggi dan akibatnya suhu udara meningkat.

"Suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara," kata dia.

Baca juga: Demo 2 Tahun Jokowi-Maruf, Mahasiswa di Bali Serukan Cabut Revisi UU KPK dan Pecat Firli Bahuri

Ia melanjutkan, semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut.

Apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung, suasana akan lebih terasa gerah.

Kedua, faktor lain yang mempengaruhi cuaca di Bali cukup panas adalah musim peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.

Baca juga: WN AS Pembunuh Ibu Dalam Koper di Bali Bebas Murni 29 Oktober 2021, Akan Langsung Dideportasi

"Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas energi panas yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari," kata dia.

Meski begitu, ia mengatakan fenomena tersebut merupakan fenomena alam yang normal.

Warga yang sedang berada di Bali diminta untuk tak panik menghadapi fenomena tersebut.

"Masyarakat diminta untuk tidak panik dengan suasana gerah yang terjadi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com