BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus pinjaman online (Pinjol) Ilegal yang sempat digerebek Subdit V Cyber Polda Jabar beberapa hari lalu.
Adapun para tersangka diketahui berinisial GT merupakan Asisten Manager, AZ sebagai Human Resource Development (HRD), RS sebagai HRD, MZ sebagai Information Technology Suport (IT Suport), EA dan EM sebagai Team Leader (Desk Colector), dan AB sebagai Debt Collector.
"Jadi sudah ditetapkan tujuh orang tersangka," kata Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda Jabar Ajun Komisaris Besar Polisi Rolan Ronaldy di Mapolda Jabar, Senin (18/10/2021).
Baca juga: Jerat Pinjol, Racun di Tengah Impitan Ekonomi dan Konsumerisme
Peran masing-masing tersangka
Dijelaskan bahwa ketujuh tersangka ini memiliki perannya masing-masing, tersangka ini ada yang bertugas mengawasi, melakukan perekrutan, IT Support, hingga mengawasi mekanisme para pegawai dalam bekerja.
"Peran ada dua orang berfungsi atau berperan sebagai pengawas, jadi dia mengawasi pelaksanaan dari pada collection ini sendiri, kemudian dua orang lagi sebagai human resource dia merekrut di awal, karena penyampaiannya itu yang bersangkutan diterima sebagai call center, bukan sebagai desk collector," kata Roland.
"Kemudian satu orang lagi kita tetapkan karena yang bersangkutan sebagai IT support, yang menyediakan seluruh IT untuk mendukung seluruh kegiatan desk collection ini," tambahnya.
Baca juga: Teror Debt Collector Pinjol Meresahkan, Ini Kata Praktisi Hukum Unair
Polisi kejar tersangka lain
Menurutnya, tersangka debt collector ini baru satu, namun tak menutup kemungkinan ada tersangka lainnya dalam kasus pinjol ilegal ini.
Sebelumnya, polisi juga meminta keterangan saksi sebanyak 79 orang pegawai pinjol tersebut. Meski saat ini telah dipulangkan namun mereka dikenakan wajib lapor.
Atas perbuatannya para tersangka ini dijerat Pasal 29 undang-undang ite junto 45 b Pasal 32, Pasal 34 ancamannya mulai dari 9 tahun.
Baca juga: Di Balik Penggerebekan Kantor Pinjol di Sleman, Polisi: Korban Depresi karena Tindakan Tak Manusiawi